Berbuka Puasa dengan yang Manis? Ini Aturannya

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Yudha Manggala P Putra

Jumat 26 May 2017 05:10 WIB

Hindari kesalahkaprahan saat berbuka puasa dengan mengonsumsi terlalu banyak makanan manis dan karbohidrat. Foto: Republika/Wihdan Hidayat Hindari kesalahkaprahan saat berbuka puasa dengan mengonsumsi terlalu banyak makanan manis dan karbohidrat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbuka puasa dengan makanan atau minuman manis memang dianjurkan. Sayangnya, nafsu makan yang besar saat berbuka puasa sering kali berujung pada konsumsi makanan atau minuman manis yang berlebih.

Ketika berpuasa, tubuh tidak mendapatkan asupan makanan atau minuman selama kurang lebih 13-14 jam. Dalam durasi yang cukup lama ini, hipoglikemi mungkin saja terjadi. Beberapa gejala yang mungkin dirasakan oleh orang yang berpuasa ialah lemas dan pusing.

"Jadi kita harus berbuka dengan yang manis," ungkap dokter spesialis gizi klinik Fiastuti Witjaksono saat ditemui di D.LAB by SMDV, Jakarta.

Ada banyak makanan atau minuman manis yang bisa menjadi pilihan menu berbuka. Beberapa di antaranya ialah kolak, kurma hingga jus buah. Konsumsi makanan atau minuman manis saat berbuka diharapkan cepat menggantikan kadar gula yang menjadi rendah saat berpuasa.

Fiastuti mengatakan konsumsi makanan atau minuman manis saat berpuasa tak perlu dilakukan terus-menerus sepanjang malam hingga menjelang tidur. Makanan atau minuman manis hanya dibutuhkan pada saat membatalkan puasa saja. "Sekali saja yang dianjurkan makanan manis," lanjut Fiastuti.

Pembatasan makanan dan minuman manis saat berbuka ini bukan tanpa sebab. Pembatasan ini didasarkan kepada anjuran konsumsi gula yang tidak boleh melebihi empat sendok makan per hari. "(Gula maksimal 4 sdm) Itu dasarnya. Jangan dilanggar," ungkap Fiastuti.

Terpopuler