Komunitas Muslimah Denpasar Berbagi Sembako Jelang Ramadhan

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Hazliansyah

Kamis 25 May 2017 17:59 WIB

Muslimah Denpasar yang tergabung dalam Persatuan Istri Karyawan Telkomsel (Periskasel) Bali Nusa Tenggara, Hijabers Mom Community (HMC) Bali, dan Muslimat NU Bali berbagi sembilan bahan pokok (sembako) kepada ratusan pemulung Foto: Republika/Mutia Ramadhani Muslimah Denpasar yang tergabung dalam Persatuan Istri Karyawan Telkomsel (Periskasel) Bali Nusa Tenggara, Hijabers Mom Community (HMC) Bali, dan Muslimat NU Bali berbagi sembilan bahan pokok (sembako) kepada ratusan pemulung

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Muslimah Denpasar yang tergabung dalam Persatuan Istri Karyawan Telkomsel (Periskasel) Bali Nusa Tenggara, Hijabers Mom Community (HMC) Bali, dan Muslimat NU Bali berbagi sembilan bahan pokok (sembako) kepada ratusan pemulung di lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, Pesanggaran, Bali.

Sekitar 400 pemulung mengantre dan tampak antusias menerima bantuan yang diberikan Kamis (25/5).

Perwakilan Periskasel Regional Bali dan Nusa Tenggara, Baby Ariani Hutapea mengatakan kegiatan pembagian sembako ini merupakan rangkaian dari kegiatan sebelumnya.

Ketiga persatuan yang digalang kaum wanita ini sebelumnya mengadakan garage sale, charity bazar, donor darah, dan ke depannya akan mengadakan buka puasa bersama warga binaan lembaga pemasyarakatan wilayah Denpasar, serta bantuan untuk pengemis di Denpasar.

"Intinya kami ingin memberi manfaat bagi masyarakat sekitar, khususnya keluarga kurang mampu," kata Baby kepada Republika.co.id, Kamis (25/5).

Baby mengatakan kegiatan sosial ini membuktikan perempuan bisa menjadi penggerak perubahan, khususnya terlibat dalam kegiatan sosial. Pemilihan TPA Suwung sebagai lokasi pemberian bantuan karena diketahui ratusan keluarga pemulung hidup di dalamnya.

Perwakilan HMC Bali, Yusida Wahab menambahkan lokasi Kampung Pemulung TPA Suwung juga cukup terpencil sehingga keluarga kurang mampu di sana sangat membutuhkan uluran tangan dermawan. Mayoritas keluarga pemulung ini berasal dari Jawa, khususnya Probolinggo, dan Bali, khususnya Nusa Penida .

"Keluarga pemulung di TPA Suwung lebih membutuhkan sembako menjelang Ramadhan tahun ini," katanya.

Sembako yang diberikan berupa beras, gula, mi instan, kecap, teh, kopi, sabun mandi, sampo, hinga sabun cuci. Ratusan pemulung yang saling berebut sempat membuat panitia kewalahan, namun kegiatan berjalan aman dan lancar. Bantuan seluruh tersalurkan dalam tempo waktu kurang dari satu jam.

TPA Suwung adalah mata rantai terakhir dari pengolahan sampah di kawasan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita). Volume sampah yang masuk ke TPA Suwung setiap harinya maksimal 4.200 meter kubik.