Kiai Cholil Ungkap Keutamaan Bulan Suci Ramadhan

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto

Kamis 25 May 2017 10:50 WIB

dok.Pribadi / cholilnafis.tv Foto: dok.Pribadi / cholilnafis.tv dok.Pribadi / cholilnafis.tv

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua hari lagi umat Islam akan secara resmi melakukan ibadah puasa pada Sabtu (27) mendatang. Karena itu, Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis mengungkapkan keutamaan Bulan Suci Ramadhan.

Cholil menuturkan, tiga bulan sebelum datangnya bulan tersebut Nabi Muhammad SAW juga telah mempersiapkan dirinya dengan berdoa, "Ya Allah berkahilah di Bulan Rajab dan Bulan Sya'ban dan sampaikan lah pada Bulan Ramadhan".

Menurut dia, doa tersebut mengambarkan bahwa seakan-akan nabi rela seandainya dipanggil oleh Allah seusai melaksanakan ibadah bulan Ramadhan. Karena itu, kata dia, banyak keutamaan yang ada di Bulan Ramadhan. "Di antara keutamaan di Bulan Ramasdan adalah semua proses waktu menjadi ibadah. Setiap ibadah dilipatgandakan oleh Allah," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (25/5).

Cholil mengatakan, pada Bulan Ramadhan Allah akan melipatgandakan ibadah umat Muslim minimal 10 kali lipat sampai tak terbatas seperti halnya Allah yang akan menurunkan lailatul qadar di bulan Ramadhan. "Di samping itu, di Bulan Ramadhan Allah juga memberikan madrasah pendidikan, madrasah kemanusiaan untuk menjadikan manusia sejati, sehingga manusia kembali fitrah," ucap Cholil.

Tidah hanya itu, menurut dia, pada ulan Ramadhan kepekaan sosial umat Islam juga akan diasah, sehingga dapat menjadi manusia khalifah yang sesungguhnya di bumi. Bahkan,  kata dia, Allah juga akan memberikan berbagai kesunnahan di Bulan Ramadhan seperti halnya shalat Taraweh dan lain sebagainya.

"Dan kita pun oleh Allah dilatih untuk peka secara sosial dengan merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang berkekurangan," katanya.

Kiai Cholil berharap, umat Islam yang melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan dapat mempunyai jiwa berbagi dan saling tolong menolong antar sesama. "Maka saat Idul Fitri kita kembali kepada ketuhanan karena manusia telah menemukan nuraninya kembali membersihkan jiwanya, sehingga dirinya suci dan mudah kembali kepada Allah, karena Allah itu suci," ujarnya.

Terpopuler