Antisipasi Pengguna Zat Berbahaya, Dinas Kesehatan Awasi Sajian Takjil Ramadhan

Red: Agus Yulianto

Kamis 25 May 2017 09:25 WIB

Zat pewarna makanan (ilustrasi). Foto: Shutterstock Zat pewarna makanan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,

KUPANG -- Dinas Kesehatan Kota segera memantau dan mengawasi sajian makanan berbuka puasa (takjil) selama bulan puasa. Upaya ini untuk memastikan makanan yang terjual aman dikonsumsi umat.

"Kita akan lakukan pengawasan itu dan sudah menjadi prosedur tetap setiap tahun selama bulan suci Ramadhan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang Ari Wijana di Kupang, Kamis (25/5).

Dia mengatakan, pemantauan dan pengawasan yang akan dilakukan dinas itu juga akan melibatkan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (Balai POM) Kupang sebagai lembaga yang oleh undang-undang ditugaskan melakukan pengawasan teknis. "Kalau Dinas Kesehatan sifatnya koordinasi karena sifat teknis pengawasan ada di Balai POM," katanya.

Selain bersama Balai POM, pemantauan dan pengawasan sajian pembuka puasa juga akan melibat Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Kupang sebagai dinas teknis yang memiliki kewenangan pemberian izin usaha perdagangan bagi penjajah panganan tersebut.

Dalam pengawasan dan pemantauan itu, petugas gabungan tiga instansi itu akan mengambil sampel makanan dan minuman selanjutnya dibawa pulang untuk diuji kadar kelaikannya.

Jika dalam pengujian ditemukan ada yang tidak laik dijual karena mengandung unsur berbaya bagi kesehatan manusia, maka penjaja panganan itu akan dimintakan untuk tidak lagi menjual dagangannya. "Memang masih sangat persuasif karena para pedagang rata-rata adalah pedagang musiman," kata dr Ari.

Berdasar pengalaman sepanjang pelaksanaan pemantauan dan pengawasan panganan berbuka puasa di setiap tahunnya, kata Ari, belum pernah ditemukan ada penjaja menjajakan barang pangannya yang tidak laik konsumsi. Misalnya memanfaatkan zat pewarna atau pemanis buatan yang mengganggu kesehatan.

Hal itu mungkin disebabkan oleh karena makanan dan minuman yang dijual dibuat dalam jumlah sedikit dan langsung habis terjual. "Tidak ada stok tersisa sehingga tidak memberikan peluang pedagang mencampurkannya dengan obat dan bahan berbaya," kata Ari.

Meskipun dengan kondisi itu, namun mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang itu mengatakan akan tetap mengawasi dan memantau lapangan untuk memastikan tidak ada upaya meyimpang oknum yang hanya sekadar mencari keuntungan di bulan Ramdhan ini.

Para warga yang menjadi konsumen juga diharap untuk tetap teliti dalam membeli panganan saat berbuka, sehingga tidak mengganggu kesehatan saat dikonsumsi yang tentunya akan merusak jalannya puasa. Sajian panganan berbuka Ramadhan Kota Kupang dijual di sepanjang Jalan Urip Sumoharjo dan Jalan Suharto dan sejumlah titik lainnya, di awal puasa.

Warga selalu memadati pusat sajian itu di setiap harinya jelang berbuka dan membeli pilihan menu yang disaji sesuai selera.

Terpopuler