Nyorog Tradisi Lawas Betawi Sambut Ramadhan

Rep: Didi Purwadi/ Red: Yudha Manggala P Putra

Rabu 24 May 2017 16:05 WIB

Pemain lenong berlakon pada acara Kota Cerdas dalam Kreasi Seni Budaya Betawi di Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Ahad (8/5).(Republika/Rakhmawaty La'lang ) Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang Pemain lenong berlakon pada acara Kota Cerdas dalam Kreasi Seni Budaya Betawi di Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Ahad (8/5).(Republika/Rakhmawaty La'lang )

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Betawi punya salah satu tradisi unik dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Tradisi itu dikenal dengan nama Nyorog.

Nyorog adalah bagi-bagi bingkisan kepada sanak keluarga. Biasanya bingkisan berisi bahan makanan mentah. Namun, ada juga yang berisi daging kerbau, ikan bandeng, kopi, susu, gula, sirup, dan lainnya.

Tidak jarang isi bingkisannya berupa masakan khas Betawi yang dibawa dengan menggunakan rantang. Biasanya sayur gabus pucung. Yakni, ikan gabus yang dimasak dengan menggunakan berbagai aneka bumbu seperti cabai merah, jahe, dan kunyit.

Tradisi nyorog di masyarakat Betawi memiliki makna sebagai tanda saling mengingatkan bahwa bulan suci Ramadhan akan segera datang. Selain itu, tradisi nyorog juga sebagai pengikat tali silaturahim sesama sanak keluarga.

Saat ini, istilah Nyorog sudah jarang terdengar. Dalam perjalanannya tradisi ini sudah tidak lagi banyak dilakukan.

''Meski istilah nyorog-nya sudah mulai menghilang, namun kebiasan mengirim bingkisan sampai sekarang masih ada di dalam masyarakat Betawi,'' demikian tulisan dalam situs kebudayaanindonesia.net.

Terpopuler