Oleh : Ahmad Mudzoffar Jufri, Lc. MA. (Anggota Dewan Pembina Laznas LMI)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadhan, InsyaAllah akan segera tiba dengan limpahan kemuliaannya, tentu sangat disayangkan apabila tidak bisa memanfaatkan momentum berkah ini dengan baik. Ramadhan hanya akan istimewa, bila kita benar-benar bertekad dan bersungguh-sungguh dalam upaya mengistimewakannya dengan persiapan iman.
Ustaz Ahmad Mudzoffar Jufri, Rektor Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam Ar-Rahmah menjelaskan bahwa sensasi bulan ini tidak tampak secara indrawi dan keutamaannya pun tak dapat dinilai secara materi. “Kedatangan Ramadhan bersifat ukhrowi, sehingga hanya hati dengan penuh keimanan saja yang akan mampu bergetar dan merasakan kehadirannya,” tuturnya.
Persiapan pertama saat menyambut ramadhan adalah keimanan. Diperlukan muhasabah atau refleksi diri untuk mengetahui apakah iman kita telah peka merasakan sensasi Ramadhan.
“Adakah degup khusus dan semangat yang berkobar yang membuat hati kita mendamba ingin bertemu dengan bulan sensasional tersebut? Bagaimana kesiapan dan persiapan kita dalam menyongsong dan menyambutnya? Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat menjadi sarana muhasabah untuk mengukur seberaba besar derajat keimanan kita,” tutur anggota Dewan Pengawas Syariah LMI ini.
Apabila hati sesak, jenuh, dan tidak tentram saat menjelang Ramadhan dan merasa seperti akan bertemu dengan kondisi yang merepotkan, berarti tingkat keimanan kita berada di posisi paling dasar, kita berada pada kondisi yang disebut dhalimun linafsihi (aniaya terhadap diri sendiri).
“Diperlukan pertobatan khusus jika kita berada dalam kondisi ini,” tuturnya.
Sedangkan apabila keadaan hati saat menjelang Ramadhan masih biasa dan tenang-tenang saja, berarti masih ada pemahaman kita yang salah terhadap Ramadhan, kita belum mampu dengan benar-benar memahami dan mengimani keutamaan-keutamaan ramadhan yang telah Allah siapkan untuk kita. Maka, kita perlu mengulang, belajar dan memahami lagi tentang keistimewaan bulan Ramadhan.
Setelah bermuhasabah dan menyiapkan hati, persiapan pendukung yang perlu dilakukan adalah melakukan latihan dan pembiasaan amal-amal prioritas dalam ramadhan, seperti puasa dan shalat berjamaah. Agar nantinya amalan tersebut dapat maksimal dan istimewa saat Ramadhan berlangsung.
“Puasa kita misalnya, selama Ramadhan haruslah lebih istimewa. Shalat, tilawah Alquran, infaq, sedekah serta zakat kita juga harus lebih istimewa dan terasa sensasinya. Sensasi yang dimaksud itu didapat melalui peningkatan kualitas saja tanpa kuantitas, ataupun kedua-duanya sekaligus,” terang Ustadz Mudhoffar.
Hal pendukung yang terakhir untuk melakukan persiapan Ramadhan adalah melakukan antisipasi. Kita perlu mengantisipasi setiap kondisi yang mungkin saja terjadi saat Ramadhan. Misalnya adalah tugas pekerjaan yang memungkinkan untuk diselesaikan sebelum Ramadhan, sebaiknya segera diselesaiakan agar tidak mengganggu Ibadah kita di bulan Ramadhan.
“Hal-hal yang juga perlu dilakukan antisipasi adalah kesiapan terkait fikriyah (keilmuan), jasadiyah (fisik), dan maliyah (harta), “ jelas Ustaz Mudhoffar.
Persiapan fikriyah dapat rdilakukan dengan mendalami ilmu berkaitan dengan ibadah di Bulan Ramadhan. Semua ini kita lakukan agar ketika menjalani ibadah di Bulan Ramadhan dapat kita lakukan secara optimal dan meraih hasil yang maksimal. Kemudian aspek persiapan jasadiyah dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan tubuh agar momentum datangnya Ramadhan tidak tersia karena kondisi tubuh yang tidak prima.
Aspek maaliyah juga tak kalah penting. Salah satu ibadah dalam agama islam pada aspek harta dan bertepatan juga dengan momentum ramadhan adalah zakat. Seorang Muslim harus termotivasi untuk mampu berbagi dari segi harta kepada sesama yang membutuhkan. Banyak pula instrumen ibadahn dari segi harta yang dapat dimaksimalkan oleh seorang muslim seperti infaq, sedekah dan wakaf di bulan ramadhan.
Persiapan keimanan, persiapan pendukung berupa pembiasaan amal ibadah, serta antisipasi hal-hal yang mampu mengganggu optimalnya amal ibadah, adalah tiga sikap yang perlu kita lakukan menjelang datangnya bulan ramadhan. Semoga dengan berlipatnya sensasi Ramadhan yang kita rasakan, mampu membawa dan mengantarkan kita meraih gelar takwa.