REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kabupaten Tasik dan Hiswana Migas berusaha mengatasi kelangkaan pasokan elpiji ukuran tiga kilogram selama bulan Ramadhan. Salah satu caranya dengan meningkatkan pasokan gas melon tersebut hingga 100 persen.
Pengurus Hiswana Migas, Roni Arisandi mengatakan, biasanya pasokan gas 3 Kg hanya 300 tabung per hari untuk tingkat pangkalan. Tetapi memasuki Ramadhan ini, pihaknya berjanji meningkatkan pasokan sampai 100 persen atau mencapai 600 tabung per hari.
"Per hari biasanya 300, kami tingkatkan, mulanya cuma 30 persen rencananya, tapi disetujui dapat meningkat 100 persen atau jadi 600 tabung," katanya pada wartawan usai rapat TPID Kabupaten Tasik, Senin (22/5).
Untuk tingkat pangkalan, harga gas 3 Kg dijual di angka Rp 16 ribu per tabung. Sebab, jika menjual di atas harga itu, pangkalan gas elpiji bisa memperoleh sanksi dari Pertamina. Adapun di tingkat pengecer, Hiswana angkat tangan.
"Di pangkalan harga harus pas Rp 16 ribu, tapi kalau ke pengecer baru bisa berubah harga di luar Pertamina," ujarnya.
Guna mengatasi hal tersebut, ia mendukung dibentuknya satgas elpiji oleh Polres Tasik beserta instansi terkait. Tujuannya untuk memperlancar arus distribusi dan mencegah kecurangan dalam penjualan gas.
"Setahu saya, satgas elpiji akan segera dibentuk untuk kendalikan harga dan percepat distribusi di bulan Ramadhan ini," katanya.
Sementara itu, staf ahli Pemkab Garut bidang perdagangan, Safari Agustin mengatakan, pemerintah berwenang mengontrol harga di tingkat distributor, agen dan pangkalan. Akan tetapi, saat barangnya mencapai warung-warung, pemerintah tak punya kewenangan. Guna menjaga stabilitas harga, maka ia berharap penambahan pasokan bisa membuat warung-warung tak menyimpan barang terlalu lama.
"Dari pangkalan Rp 16 ribu, maksimal di warung-warung paling 18 ribu. Dengan ketersediaan banyak, maka penjualan lebih cepat harusnya karena kalau disimpan terus tidak untung dong mereka," jelasnya.