Perbuatan Buruk yang Membatalkan Pahala Puasa

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ilham

Kamis 25 May 2017 05:30 WIB

Anak berbohong/ilustrasi Foto: brocku.ca Anak berbohong/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berpuasa tidak hanya semata-mata menahan nafsu lahiriah, seperti makan, minum, dan berhubungan intim di siang hari. Dalam berpuasa juga hendaknya menahan diri dari nafsu batin, seperti menggunjing, mencela, bergosip, berkata dusta hingga mengadu domba.

Imam Nawawi dalam kitabnya, Riyadlush Shalihin, mengungkapkan, Rasulullah SAW senantiasa menjaga anggota tubuhnya dari perbuatan buruk dan menyimpang. Hadis yang bersumber dari Abu Hurairah RA, meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda, ''Di saat seseorang di antara kalian berpuasa, maka jangan berkata kotor dan menyimpang. Jika ada seseorang yang memakinya atau memukulnya, hendaklah ia (orang yang berpuasa) mengucapkan, 'Sesungguhnya saya sedang berpuasa.' Hadis Muttafaqun alaihi.

Imam Nawawi mengatakan, Rasulullah SAW mengingatkan orang yang berpuasa sebaiknya menyibukkan tubuh dan lisannya untuk kebaikan, dengan cara membaca ayat-ayat suci Alquran serta berzikir. Lebih lanjut, Rasulullah SAW mengancam seseorang yang berpuasa, tetapi tidak meninggalkan ucapan dan perbuatan bohong. Puasa seseorang tersebut tidak akan mendapatkan pahala sama sekali.

Hadis Rasulullah SAW yang bersumber dari Abu Hurairah RA mengatakan, Nabi Muhammad SAW bersabda, ''Barangsiapa tidak meninggalkan ucapan bohong dan melakukan kebohongan, maka Allah SWT tidak membutuhkan dia meski meninggalkan makan dan minum.'' Hadis riwayat Bukhari.