Jelang Ramadhan, Mataram Tingkatkan Pengawasan Harga Sembako

Red: Ilham

Kamis 11 May 2017 23:50 WIB

Sembako di pasar tradisional (Ilustrasi) Foto: infogress.com Sembako di pasar tradisional (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Perdagangan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mulai meningkatkan pengawasan harga bahan pokok jelang masuknya bulan Ramadan 1438 Hijriah. "Pengawasan kami lakukan dengan melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk TNI/Polri," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Mataram Lalu Alwan Basri di Mataram, Kamis (11/6).

Dengan pengawasan harga bahan pokok, diharapkan bisa menjaga harga tetap stabil menjelang dan selama Ramadan hingga Idul Fitri. Menurut Alwan, dilibatkannya jajaran TNI/Polri agar ketika terjadi lonjakan harga pada jenis tertentu, bisa langsung dilakukan penyelidikan ke distributor.

"Apabila terbukti ada upaya penimbunan di tingkat distributor, maka pelaku bisa langsung diproses hukum oleh aparat TNI/Polri," katanya. Sanksi tegas yang bisa diterima oleh distributor yang terbukti melakukan penimbunan adalah penarikan izin operasionalnya.

Berdasarkan hasil pemantuan harga awal pekan ini, harga bahan pokok relatif masih stabil. Meski begitu, ada beberapa komoditas pertanian yang mengalami kenaikan. Salah satunya bawang putih, pada pekan ini mengalami kenaikan sekitar Rp 500-400 per kilogramnya.

"Penyebab kenaikan ini masih kita cari tahu berkoordinasi dengan Dinas Pertanian, termasuk untuk kenaikan harga daging ayam broiler yang saat ini sudah naik menjadi Rp 42.000 per kilogram dari kisaran Rp 38.000 per kilogram," ujar dia.

Alwan mengakui, meskipun sudah dilakukan pengawasan, tapi kenaikan harga saat Ramadan tidak bisa dihindari. Hal itu dipicu karena tingginya permintaan pasar. Karenanya, masyarakat diimbau menjadi konsumen yang cerdas.

Konsumen cerdas adalah, masyarakat harus pandai menyesuaikan kebutuhan dengan kemampuan keuangan. Apabila harga tinggi, masyarakat jangan beli banyak tapi belilah sesuai kebutuhan. "Prinsipnya, masyarakat jangan panik karena stok bahan pokok sudah dijamin tersedia hingga enam bulan ke depan, kepanikkan masyarakat bisa memicu kenaikan harga lebih tinggi lagi," ujar dia.

Terpopuler