Doa Paman Rasulullah yang Diijabah

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ilham

Jumat 02 Jun 2017 12:30 WIB

Berdoa Foto: Republika/Yogi Ardhi Berdoa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah tentang orang-orang yang beriman dan bertakwa selalu menjadi pelajaran hingga kapan pun. Salah satunya kisah paman Nabi Muhammad SAW, Abbas bin Abdul Muththalib yang keberadaannya banyak bermanfaat bagi banyak orang.

Abbas adalah saudara kandung ayah Rasulullah SAW. Ia termasuk salah seorang tokoh sahabat yang ikut mengibarkan panji Islam. Sepak terjangnya dicatat sejarah dengan tinta emas dalam Baiat Aqabah Kubra.

Ia adalah salah seorang yang paling akrab dan paling dicintainya Rasulullah SAW. Beliau senantiasa berkata, "Abbas adalah saudara kandung ayahku. Barang siapa yang menyakiti Abbas sama dengan menyakitiku."

Semasa kenabian Rasulullah, Abbas selalu menemani dan membantu. Ia banyak berperan dalam mengurus kemakmuran Masjidil Haram dan melayani minuman para jamaah haji. Mungkin karena perbuatan-perbuatan mulianya, maka Allah tak ragu untuk mengabulkan doa-doanya.

Pada suatu hari dalam pemerintahan Khalifah Umar, terjadi paceklik hebat dan kemarau ganas. Orang-orang berdatangan kepada Khalifah untuk mengadukan kesulitan dan kelaparan yang melanda daerahnya masing-masing.

Umar menganjurkan kepada Muslimin yang berkemampuan supaya mengulurkan tangan membantu saudara-saudaranya yang ditimpa kekurangan dan kelaparan. Para penguasa di daerah diperintahkan supaya mengirimkan kelebihan di daerahnya ke pusat.

Ka'ab kemudian menemui Khalifah Umar seraya berkata, "Wahai Amirul Mukminin, biasanya Bani Israel kalau menghadapi bencana semacam ini, mereka meminta hujan dengan kelompok para nabi mereka."

Umar pun teringat Abbas. Ia berkata,"Ada paman Rasulullah dan saudara kandung ayahnya. Ia pimpinan Bani Hasyim."

Khalifah Umar pun menemui Abbas dan menceritakan kesulitan besar yang dialami umat akibat kemarau panjang dan paceklik itu. Ia naik mimbar bersama dengan Abbas.

Umar berkata, "Ya Allah, kami menghadapkan diri kepada-Mu bersama dengan paman Nabi kami dan saudara kandung ayahnya, maka turunkanlah hujan-Mu dan janganlah kami sampai putus asa!"

Abbas lalu meneruskan, memulai doanya dengan puja dan puji kepada Allah SWT, ''Ya Allah, Engkau yang mempunyai awan dan Engkau pula yang mempunyai air. Sebarkanlah awan-Mu dan turunkanlah air-Mu kepada kami. Hidupkanlah semua tumbuh-tumbuhan dan suburkanlah semua air susu.

Ya Allah, Engkau tidak mungkin menurunkan bencana kecuali karena dosa dan Engkau tidak akan mengangkat bencana kecuali karena tobat. Kini umat ini sudah menghadapkan dirinya kepada-Mu, maka turunkanlah hujan kepada kami..."

Ternyata doanya itu langsung diterima dan diijabah Allah SWT. Hujan lebat tak lama turun dan tumbuh-tumbuhan tumbuh dengan suburnya.

Orang-orang bersyukur kepada Allah dan mengucapkan selamat kepada Abbas, "Selamat kepadamu, wahai Saqil Haramain, yang mengurusi minuman orang di Makkah dan Madinah."

Semasa hidupnya, Abbas berperan sebagai seorang penasihat dan juru runding. Abbas RA wafat pada hari Jumat, 12 Rajab 32 H, dalam usia 82 tahun. Ia dikebumikan di Baqi', Madinah.