REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA — Penumpang arus mudik dan balik Lebaran 2016 di Daerah Operasional VI Yogyakarta ternyata hanya naik 2 persen dibandng Lebaran tahun lalu. Jumlah tersebut jauh dibawah target 11 persen.
Dalam siaran persnya, Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogya Eko Budiyanto, mengatakan, selama 24 hari terhitung sejak 24 Juni hingga 17 Juli 2016 kemarin, total penumpang kereta api di Daop VI Yogyakarta sebanyak 550.363 orang."Tahun lalu tercatat 541.026 orang jadi hanya naik 2 persen tahun ini dibawah perkiraan kami," ujarnya, Selasa (19/7).
Menurut Eko, salah satu sebab tidak banyaknya kenaikan jumlah penumpang Lebaran 2016 karena tidak beroperasinya KA Madiun Jaya relasi Yogya-Solo-Madiun. Padahal kata dia, KA Madiun Jaya memiliki tiga kali perjalanan perhari atau enam kali pulang-pergi Yogya-Solo--Madiun. "Karenanya dampaknya cukup signifikan terhadap berkurangnya penumpang," ujarnya
Selain itu, libur Lebaran yang bertepatan dengan hari libur sekolah juga ikut berpengaruh. Dia menjelaskan, tidak sedikit pemudik yang memilih libur belakangan sehingga tidak tercatat sebagai penumpang angkutan Lebaran. Hal ini dapat dilihat dari reservasi tiket KA di wilayah Daop VI Yogya yang sebagian sudah ludes terjual hingga 22 Juli 2016.
Meski hanya naik dua persen dibanding tahun lalu, namun tingkat keamanan dan kenyamanan penumpang di tahun ini lebih terjamin. Laporan kriminalitas, termasuk aktivitas calon tidak lagi ditemukan. Tahun lalu, oknum calo yang memalsu kartu identitas untuk memesan tiket masih ditemukan. "Tahun ini tidak ada," katanya.
Meski begitu calon penumpang yang membatalkan tiket keberangkatan di Daop VI Yogya ada angkutan Lebaran tahun ini ternyata mencapai 90 hingga 100 orang perhari. Ditengarai, pembatalan tersebut lantaran masih ingin menikmati liburan yang lebih lama.
"Ada pula penumpang yang gagal berangkat karena terlambat datang ke stasiun. Penyebabnya selalu sama, yakni terjebak macet sehingga saat tiba di stasiun, keretanya sudah berangkat,” kata dia.