Mendagri Sebut Pemudik Ingin Coba Tol Baru Jadi Penyebab Macet

Red: Nur Aini

Senin 11 Jul 2016 13:43 WIB

Kendaraan pemudik terjebak macet parah di Tol Pejagan, Jawa Tengah, Senin (4/7).  (Republika/Wihdan Hidayat) Foto: Republika/Wihdan Hidayat Kendaraan pemudik terjebak macet parah di Tol Pejagan, Jawa Tengah, Senin (4/7). (Republika/Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan pada libur Lebaran tahun ini banyak pemudik ingin mencoba jalur tol baru Pejagan-Brebes, sehingga hal itu menimbulkan kemacetan parah pada arus mudik pekan lalu.

"Wajar, semua ingin mencoba tol baru, sehingga harus diakui ledakan kendaraan pribadi melonjak. Tetapi kita juga tidak bisa melarang mereka ingin membawa kendaraan pribadi," kata Tjahjo di Jakarta, Senin (11/7).

Jumlah pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi memang terus meningkat, sehingga mengakibatkan kondisi jalan tidak kuat menampung membeludaknya kendaraan para pemudik. "(Penumpang) Kapal sepi namun (penumpang) pesawat meningkat, apalagi (pengguna) motor. Padahal sudah ada sarana motor (bisa) masuk kereta atau kapal, tapi masyarakat ingin bawa motor sendiri. Itu hak azasi mereka," kata Mendagri.

Upaya Pemerintah untuk menambah pembangunan jalan tol juga belum cukup membantu menyelesaikan persoalan kemacetan arus mudik yang selalu terjadi setiap tahunnya. Mendagri pun meminta maaf kepada masyarakat atas ketidaknyamanan yang terjadi selama arus mudik tahun ini. "Kami mohon maaf bagi masyarakat yang belum bisa merasa nyaman. Apalagi sudah kami tambah jalan tol, sehingga semua ingin mencoba jalan tol dan jalur pantura dan selatan jadi sepi," katanya.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan persoalan transportasi dan perjalanan mudik di Indonesia selalu berkembang sehingga memerlukan solusi baru untuk mengatasinya. "Jadi memang selalu ada masalah baru dan perlu ada sistem baru dan teknologi baru. Tetapi tahun ini diharapkan lebih baik, sehingga tidak ada orang yang merayakan Lebaran di jalan. Jadi ini jauh lebih baik dibanding sebelumnya," kata Wapres Kalla.

Wapres menjelaskan persoalan selama arus mudik selalu berubah setiap tahunnya, dan hal itu wajar mengingat perkembangan ekonomi yang otomatis mengikuti kebutuhan masyarakat. Sebelumnya, sebagian besar masyarakat menggunakan moda transportasi publik untuk pulang kampung, sehingga masalah perjalanan yang sering ditemui terkait banyaknya warga yang tidak kebagian tiket bus atau kereta api.

Kini, seiring dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, banyak orang telah memilki kendaraan pribadi baik itu motor maupun mobil. "Sekarang, karena pendapatan orang semakin tinggi, maka masalah mudik kali ini beralih ke kemacetan di jalan karena orang makin banyak beli mobil. Yang dahulu naik bus, maka sekarang sudah naik pendapatannya sehingga beralih mudik dengan sepeda motor," ujar Wapres Kalla.

Terpopuler