Berharap 'Manisnya' Telur Asin di Jalur Macet

Red: Joko Sadewo

Ahad 10 Jul 2016 17:07 WIB

Telur asin Foto: Antara Telur asin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jika pemudik ingin arus lalu lintas lancar, para pedagang telur asin di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, berharap sebaliknya. Mereka berharap mengeruk manisnya untuk dari  pemudik yang mampir dan membeli oleh-oleh khas Brebes itu.

Jadi, kemacetan parah yang terjadi di Kabupaten Brebes, baik di jalur pantura maupun di jalur alternatif, 3 hari sebelum Lebaran justru menjadi berkah bagi pedagang telur asin. Tidak aneh jika pedagang mengambil posisi berjualan di sekitar pintu keluar Tol Brebes Timur di Kaligangsa Brebes sampai memasuki Kota Tegal, kemudian dari pintu Tol Pejagan ke kiri sampai jalur pantura dan ke kanan sampai Ketanggungan.

Di tiga ruas itulah hampir setiap kios dan toko menyediakan telur asin, baik berupa telur rebus, bakar, maupun panggang. Data Dinas Perdagangan Brebes pada tahun 2015, tercatat 300 gerai penjualan telur asin di Brebes dengan omzet sekitar 16 juta butir telur asin per bulan atau sekitar Rp64 miliar/bulan. Produksi telur bebek dari Brebes sendiri hanya sekitar tujuh juta telur per bulan sehingga kekurangannya dipasok dari daerah sekitarnya, bahkan ada yang didatangkan dari Blitar dan Mojokerto.

Pada musim mudik dan libur Lebaran 2016, jumlah kios baru bermunculan dan ada juga kios yang sebelumnya tidak menjual telur asin akhirnya ikut-ikutan menjual. Mereka yakin sekali telur asin menjadi sasaran pemudik karena relatif murah meriah dan tahan lama.

Usaha telur asin mulai berkembang di Brebes sekitar 1950 yang dirintis warga keturunan Tionghoa setempat, yakni mendiang suami istri In Tjiauw Seng dan Tan Polan Nio. Warga setempat lalu mengikutinya, bahkan kini sebagian peternak bebek mengolah sendiri telur mereka menjadi telur asin. Sejak 1990-an saat "booming" produksi telur, sebagian besar peternak memproduksi sendiri dan membuka kios-kios kecil sepanjang jalur pantura.

Dari sekian banyak penjual telur asin yang berderet di sepanjang jalan wilayah Brebes, ada yang sudah sejak lama menekuni bisnis ini sehingga sudah dikenal luas seperti "Telor Asin Tjoa". Letak toko oleh-oleh ini tepat di jalur pantura, depan Alun-Alun Kabupaten Brebes sejak 1965.

Selain rasanya yang sudah tidak diragukan lagi, telur asin di tempat itu dibedakan dari tiga jenis bebek yang membuatnya menjadi lebih istimewa, yakni telur dari bebek peternak, bebek liar, dan bebek yang khusus memakan udang. Sementara itu, para produsen telur asin juga mulai mencoba berbagai variasi rasa, seperti rasa bawang, keju, cokelat, udang, pedas, dan aneka rasa lainnya.

Akan tetapi, menurut para pedagang, minat pembeli variasi itu tidak banyak sehingga hanya ada di toko-toko tertentu saja yang menjual, sementara sebagian besar tetap menjual tiga varian yang umum, yaitu rebus, panggang, dan bakar.

Sejumlah pemudik juga mengakui bahwa telur asin Brebes menjadi buah tangan yang murah dan praktis. "Brebes ini ada di tengah-tengah perjalanan mudik saya. Kalau ke kampung juga bawa oleh-oleh telur asin, kalau balik ke Jakarta juga bawa buat tetangga," kata Nuraini, pemudik dengan tujuan Sragen, Jateng.

Pemudik lainnya, Fitriah asal Tangerang, juga mengaku dirinya selalu mampir membeli telur asin di Brebes ketika melintasi daerah itu setiap liburan. "Selain untuk persediaan lauk di rumah, juga bisa dibagikan sebagai oleh-oleh," ucapnya.

Terpopuler