Hindari Macet, Arus Lalu Lintas dari Lembang Diarahkan ke Parongpong

Red: Bilal Ramadhan

Ahad 10 Jul 2016 12:45 WIB

Karena macet, pengunjung harus berjalan kaki cukup jauh dari parkiran menuju tempat wisata De Ranch, Jalan Maribaya Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (7/7). (Republika/Edi Yusuf) Karena macet, pengunjung harus berjalan kaki cukup jauh dari parkiran menuju tempat wisata De Ranch, Jalan Maribaya Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (7/7). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Arus lalu lintas wisata dari Kota Bandung menuju Lembang diarahkan menggunakan jalur Parongpong Kabupaten Bandung Barat untuk menghindari di jalur utama Lembang, Ahad (10/7).

"Arus lalu lintas dari Terminal Ledeng diarahkan menggunakan Jalan Sersan Bajuri ke arah Parongpong, selanjutnya masuk Lembang di pertigaan Beatrix," kata Kanit Lalu Lintas Polsel Kembang AKP Asep Ratman di Lembang.

Peningkatan arus lalu lintas ke kawasan wisata Bandung utara itu terjadi sejak pukul 07.30 WIB baik wisatawan lokal maupun dari Jabotabek. Kendaraan mengular di sepanjang jalur Lembang-Bandung, juga di Jalur Parongpong. Sejumlah lokasi wisata yang menjadi tujuan wisata di Lembang adalagh The Ranch, Floating Market, Farm House, Rumah Seniman Cisarua, Maribaya, dan lainnya.

Selain itu juga jalur itu jalur ke kawasan wisata Gunung Tangkuban Perahu dan Maribaya Lembang serta ke kawasan Ciater Kabupaten Subang. "Arus lalu lintas di jalur Lembang dilakukan tutup buka untuk mengurangi kepadatan arus lalu lintas di jalur Lembang-Setiabudi," kata Asep Ratman.

Ia menyebutkan puncak arus wisata di kawasan Lembang terjadi pada Sabtu dan Minggu. Kondisi kepadatan biasanya terjadi hingga sore hari, sepertihalnya terjadi pada Sabtu kemarin.

Sementara itu selepas Lembang ke Tangkuban Parahu jalur relatif lancar, meski terjadi peningkatan arus lalu lintas wisata di kawasan itu baik kendaraan roda dua maupun roda empat termasuk bus.

Selain itu jalur alternatif lainnya juga menjadi jalur masuk ke kawasan Lembang seperti dari jalur Punclut dan Dago Bengkok yang mengakses ke kawasan Dago Kota Bandung. "Jalur alternatif diprioritaskan untuk kendaraan kecil, sedangkan untuk bus harus melintasi jalur utama untuk menghindari turunan yang ekstrem," kata Asep Ratman.

Terpopuler