Libur Lebaran, Pelaku Usaha Wisata Kuda Tunggang Raup Berkah

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Bilal Ramadhan

Ahad 10 Jul 2016 09:52 WIB

Pengunjung antre menaiki kuda, di De Ranch, Jalan Maribaya, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (8/7). (Republika/Edi Yusuf) Pengunjung antre menaiki kuda, di De Ranch, Jalan Maribaya, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (8/7). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Libur Lebaran menjadi berkah tersendiri bagi para pelaku usaha wisata kuda tunggang di Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Pasalnya, pendapatan mereka mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

"Kalau hari biasa rata-rata dapat Rp 400 ribu, sekarang bisa sampai Rp 700 ribu," ungkap Jajang Nurjaman, pemilik kuda tunggang yang mangkal di Taman Wisata Matahari (TWM), Puncak.

Jajang adalah satu dari 44 orang pemilik kuda yang mencari nafkah di lokasi tersebut. Pria 40 tahun itu menyebutkan, pengunjung dikenai biaya berkeliling naik kuda sebesar Rp 25 ribu per orang.

Ayah tiga anak itu sudah menggiati usaha kuda tunggang sejak tahun 2006. Selain mencari penunggang kuda di lokasi wisata populer, Jajang juga berkeliling villa-villa dan sesekali menyewakan kuda untuk keperluan syuting film.

Menurut ia, masa liburan selalu menjadi waktu yang ditunggu-tunggu. Semakin banyak pengunjung memadati lokasi wisata, peluang Jajang mendapatkan penumpang turut meningkat.

Ahmad Badru, pemilik kuda lain, berpendapat sama. Pria 28 tahun yang memiliki dua ekor kuda tersebut juga mensyukuri musim liburan yang berarti kenaikan penghasilan bagi pelaku usaha wisata kuda tunggang seperti dirinya.

Ia menginformasikan, tiap pemilik kuda dikenai biaya sewa tempat atau tiket masuk sebesar Rp 50 ribu per hari. Nominal yang dibayarkan ke TWM tersebut dianggap Badru sebagai modal harian.

"Kalau hari biasa, keluar modal Rp 50 ribu kadang pulang tidak bawa uang. Saat musim liburan begini bisa dapat Rp 500 ribu sampai Rp 700 ribu, menutup untuk kasih uang ke keluarga, pakan, dan perawatan kuda," tutur Badru.

Terpopuler