REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ramadhan baru saja berlalu. Umat Islam pun merayakan kegembiraan Idul Fitri. Salah satu pendidikan terbaik dari Ramadhan yang baru saja berlalu adalah pendidikan tentang kesabaran.
“Bulan Ramadhan mendidik kita untuk menjadi hamba-Nya yang sabar. Sabar ada saat berbuka, sabar ada saat Idul Fitri, sabar ada saat kita wafat, sabar ada saatnya kita mengetam hasil tanaman amal ibadah dan akhlak kita. Sabarlah, sebab hidup ini tidak lama, dan sungguh itulah kemenangan bagi hamba yang serius taat kepada Allah," kata Pimpinan Majelis Az-Zikra Ustadz Muhammad Arifin Ilham kepada Republika.co.id.
Ustadz Arifin menambahkan, sabar itu dalam banyak hal. “Menjalankan ketaatan kepada Allah, menghadapi ujian Allah, dan menahan diri dari melakukan kemaksiatan meskipun kesempatan tersebut ada,” ujarnya.
Salah satu yang terpenting adalah sabar dalam menahan diri dari melakukan kemaksiatan. "Antum kaifa musykilatukum. Nilaimu berdasarkan tantanganmu. Semakin hebat godaan, semakin kuat gelora nafsu dan semakin banyak kesempatan untuk maksiat. Namun tidak tergoda karena kekuatan takwa kita kepada Allah, sungguh semakin besar dan mulia kedudukan kita di mata Allah," tutur Arifin.
Ia lalu mengutip Alquran Surah Al-Ankabut ayat 2, yang artinya, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan,’Kami telah beriman’, padahal mereka belum diuji."
Ada kesempatan berzina, korupsi, menipu dan sebagainya, tetapi kemaksiatan tersebut tidak dilakukan karena takut kepada Allah dan Hari Pembalasan. “Untuk orang yang seperti itu, maka Allah berikan hadiah suurga untuknya, seperti ditegaskan Allah SWT di dalam Alquran Surah An-Naziat ayat 41,” papar Arifin Ilham.