Pudarnya Tradisi Nambang Saat Lebaran

Red: Yudha Manggala P Putra

Sabtu 09 Jul 2016 18:45 WIB

Libur Lebaran ini Ritz-Carlton Jakarta Mega Kuningan menawarkan sejumlah promo menarik. Foto: ist Libur Lebaran ini Ritz-Carlton Jakarta Mega Kuningan menawarkan sejumlah promo menarik.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kemajuan teknologi dinilai banyak mempengaruhi perubahan perilaku anak dan remaja masa kini. Salah satu yang terdampak adalah budaya silaturahmi dan tradisi nambang saat Lebaran di Kota Padang, Sumatra Barat.

Bagi masyarakat di luar Padang, Nambang mungkin bisa disamakan dengan tradisi 'salam tempel', yakni, berbagi rezeki dengan memberikan imbalan uang kepada anak kecil yang datang bersilaturrahim saat momen Idul Fitri.

Salah satu tokoh masyarakat di Kuranji, Hasan Basri Ibrahim mengatakan pudarnya kebiasaan ini terlihat dari sedikitnya anak yang datang ke rumahnya untuk bersilaturahmi. Hal ini kata dia, terjadi dalam lima tahun ke belakang. "Dulu tahun 90an hingga 2000an banyak anak mulai balita hingga remaja bersilaturahmi dan menambang ke rumah," katanya membandingkan, Jumat (8/7).

Dia menambahkan bahkan saat itu dirinya harus menyiapkan persediaan uang lebih karena diprediksi anak yang datang bisa mencapai puluhan bahkan ratusan orang. "Sekarang uang lima ribuan atau dua ribuan tersisa, selebihnya sudah diberikan pada anak cucu," ujarnya yang memiliki 21 orang cucu tersebut.

Menurut dia mulai pudarnya kegiatan menambang ini seiring juga dengan kebutuhan anak. "Biasanya dulu sebelum lebaran hingga lebaran anak mengumpulkan uang untuk beli mainan, atau jajanan lainnya," kata dia. "Sekarang sepertinya tidak terlalu antusias."

Senada dengan itu salah satu dosen, Teguh (55), menilai mulai pudarnya menambang ini seiring dengan mulai pudarnya budaya silaturahmi saat lebaran. "Sepuluh tahun lalu rasanya kurang enak jika tidak berkunjung ke rumah tetangga setelah shalat, namun saat ini seperti biasa saja," katanya.

Menurut dia kecanggihan zaman seperti ada telepon genggam yang menyajikan hubungan sosial media menjadi faktor memudarnya silaturahmi antar warga tersebut. "Sekarang cukup saja dengan "Whats App, BBM, Facebook" sudah bersilaturrahim," ujarnya.

Jika dikaitkan dengan pudarnya menambang ini terlihat jelas anak anak mengikuti sikap yang dilakukan orang tua atau yang lebih besarnya, kata Teguh.

Senada dengan itu salah satu pedagang mainan Rahma (43) di Banda Buek menyebutkan lebaran kali ini hanya segelintir anak yang membeli mainan. Menurutnya anak-anak lebih cenderung membeli gadget atau telepon genggam yang menyajikan permainan video di dalamnya ketimbang mainan.

"Beberapa mainan yang dulu laku keras seperti pistol-pistolan, mobil kontrol, tamiya dalam beberapa tahun terakhir kurang laku," ujarnya.

Terpopuler