Menhub 'Paksa' Pemudik tak Bayar Tol dengan Uang Tunai Saat Arus Balik

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Bayu Hermawan

Kamis 07 Jul 2016 19:00 WIB

Menteri Perhubungan, Ignatius Jonan Foto: setkab.go.id Menteri Perhubungan, Ignatius Jonan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Perhubungan Ignasius menegaskan bahwa keberadaan gerbang tol tidak boleh menjadi sumber kemacetan. Terlebih, Kemenhub sudah memprediksi bakal ada kepadatan di Gerbang Tol Cikarang Utama yang menjadi gerbang masuk pemudik untuk kembali lagi ke Jakarta.

Jonan mengaku sudah berkoordinasi dengan Kementerian PU melalui Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) untuk membuat siasat agar proses transaksi di gerbang tol bisa lebih cepat.

Salah satunya adalah 'memaksa' pemudik untuk tidak lagi menggunakan uang tunai saat membayar tol. Jonan mengatakan, pembayaran dengan uang tunai berpotensi membuat proses pembayaran di Gerbang Tol semakin lama.

"Kalau toh terpaksa ada gate pakai cash, itu petugasnya di setiap gate harus lebih dari 1 petugas, mungkin 3 petugas. Ada yang jemput bola dan sebagainya. Atau lebih banyak petugasnya. Sehingga kartu kalau diserahkan dibaca aja langsung bayar. Jadi pintu dibuka terus," ujar Jonan.

Opsi lainnya, lanjut Jonan adalah penggratisan gerbang tol Cikarang Utama. Namun, kebijakan ini ada sepenuhnya di Kementerian PU dan pengelola tol yakni Jasa Marga.

"Kan kalau diminta gratis mungkin sangat debat apakah bisa. Tapi saya melarang tidak boleh pintu tol itu jadi sumber kemacetan," katanya.

Pihak Jasa Marga sendiri sudah setuju untuk menyiapkan langkah antisipasi dengan menggratiskan Gerbang Tol Jasa Marga apabila kondisi macet parah terjadi di Gerbang Tol Cikarang Utama. Rencana ini bersifat situasional melihat perkembangan yang terjadi saat arus balik.

 

Terpopuler