REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Dengan berat hati Muslim di Bangladesh merayakan Idul Fitri. Mereka menyampaikan doa khusus mencari ridho ilahi, perdamaian, kemajuan dan kemakmuran.
Dilansir kantor berita Xinhua, Kamis (7/7), ratusan jamaah merayakan Idul Fitri di berbagai wilayah di ibukota. Penyelenggaraan terbesar diadakan di Sholakia, distrik Kishoreganj sekitar 117 kilometer timur laut Dhaka.
Pemerintah Bangladesh mengumumkan sembilan hari libur nasional yang dimulai sejak 1 Juli lalu. Presiden Abdul Hamid pada Kamis menggelar open house untuk menjamu diplomat asing, pejabat pemerintah dan elit masyarakat di kediamannya. Begitu pula halnya dengan Perdana Menteri Sheikh Hasina.
Bendera nasional dikibarkan di atas kantor pemerintah dan non-pemerintah pada hari Idul Fitri. Sementara jalan-jalan utama ibukota Bangladesh dihiasi dengan bendera bertuliskan "Eid Mubarak," yang berarti "festival yang diberkati".
Para pejabat mengatakan pasukan tambahan telah dikerahkan di semua titik strategis termasuk wilayah komersial dan utama. Ini dilakukan setelah adanya serangan teror pada 1 Juli di sebuah restoran Spanyol di Dhaka. Namun di tengah perayaan terselip ketakutan. "Kami takut," kata salah satu warga Hamidul Islam.
Sementara warga lain menyatakan ia tak bisa menyambut Idul Fitri dengan gembira seperti tahun-tahun sebelumnya. Peristiwa penyerangan teror terbaru di Dhaka membayanginya. "Kami merayakan Idul Fitri tapi tak senang seperti semestinya," kata Abdur Rahim.