Penumpang Asal Bima Dominasi Arus Mudik di Pelabuhan Makassar

Red: Yudha Manggala P Putra

Kamis 07 Jul 2016 09:10 WIB

Calon penumpang berjalan menuju KM Tidar tujuan Surabaya dan Makassar di Pelabuhan Penumpang Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (30/6). (Republika/Raisan Al Farisi) Foto: Republika/Raisan Al Farisi Calon penumpang berjalan menuju KM Tidar tujuan Surabaya dan Makassar di Pelabuhan Penumpang Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (30/6). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Arus mudik lebaran 2016 di pelabuhan Makassar, eks Soekarno-Hatta (Soetta) didominasi penumpang asal Bima, Nusa Tenggara Barat melalui pintu masuk Makassar.

"Tercatat sebanyak 1.650 orang penumpang asal Bima naik di pelabuhan Makassar selama masa arus mudik 28 Juni-3 Juli 2016 selebihnya dari rute lain," sebut ujar Kepala Bagian Operasional Polres Pelabuhan Makassar Kompol Suaeb A Madjid, Rabu (7/7).

Menurutnya, kebanyakan penumpang asal Bima tersebut diketahui melalui manifest keberangkatan sehingga data menunjukkan peningkatan jumlah penumpang di dominasi warga asal NTB tersebut menggunakan Kapal Motor Tilongkabila.

Berdasarkan data jumlah penumpang selama arus mudik tahun ini di pelabuhan setempat dari 28 Juni-3 Juli tercatat 27.530 orang turun dan transit. Sementara sisanya, pada H-2 hanya tercatat puluhan orang penumpang.

Sedangkan untuk penumpang kedatangan atau turun di pelabuhan Makassar mencapai 21.619 orang penumpang dari 28 Juni-3 Juli 2016 dan rata-rata dari Surabaya, Papua dan pulau kalimantan. "Sejauh ini kemanan dan ketertiban masih bisa dikendalikan meski ada sedikit gejolak saat ratusan calon penumpang asal bima tidak mendapatkan tiket, tetapi semua bisa ditangani dengan kondusif," ujar Suaeb

Untuk jumlah penyebrangan kapal yang berlabuh menurunkan penumpang di Pelabuhan Makassar, tambahnya, ada sekitar 47 penyeberangan dari beberapa rute tujuan arus mudik.

Sebelumnya, ratusan warga Bima tertahan di pelabuhan setempat karena tidak memiliki tiket bahkan ada yang mempunayi tiket tapi dinyatakan tidak aktif atau dicetak bersamaan dengan penumpang kapal lain sehingga terjadi penumpukan penumpang.

Bahkan pihak PT Pelni telah menambah tiket sekitar 300 lembar namun jumlah penumpang melebihi kouta hingga mencapai 600 orang lebih. Kendati demikian PT Pelni telah mengupayakan kapal tambahan untuk mengangkut semua calon penumpang meski menggunakan kapal perintis dan sejenis ferry.

Terpopuler