Bogor Bertakbir Simbol Kebersamaan Ulama dan Umara

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Yudha Manggala P Putra

Rabu 06 Jul 2016 22:30 WIB

 Suasana malam takbir di bekas gusuran Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (5/7). (Republika/Raisan Al Farisi) Suasana malam takbir di bekas gusuran Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (5/7). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya punya pemaknaan khusus mengenai helatan Bogor Bertakbir yang digelar perdana pada Selasa (5/7) malam. Menurut ia, kegiatan tersebut menyimbolkan kebersamaan antara para ahli agama (ulama) dan para pemimpin pemerintahan (umara).

"Takbir bermula dari Balai Kota, simbol pelayanan publik umara, menuju Masjid Raya yang menjadi simbol para ulama," ujar Bima.

Ia menyebutkan, kegiatan yang diinisiasi Komunitas Bogor Sahabat itu akan dilanggengkan menjadi tradisi yang berkelanjutan. Sebelum ini, ujar Bima, Kota Bogor belum pernah memiliki kegiatan takbiran khusus untuk menyambut Idul Fitri.

Bersama ratusan peserta dan masyarakat, Bima turut menggemakan lafaz Allah dengan berjalan kaki menempuh rute pawai sejauh tiga kilometer. Rute iring-iringan yakni dari Balai Kota Bogor menuju Jalan Jalak Harupat, melintas Jalan Pajajaran, hingga tujuan akhir Masjid Raya Bogor.

Dalam helatan tersebut, terdapat dua kategori lomba yang dikompetisikan, yakni parade bedug dan lomba marawis. Para peserta marawis berjalan sambil bertakbir, sementara tim penabuh bedug berada di atas mobil bak terbuka.

Meski demikian, kata Bima, kegiatan berjalan tertib dengan pengamanan yang sudah dikoordinir maksimal. Sejumlah mobil dan dua unit ambulans bersiaga mengekor pawai untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. "Alhamdulillah semua kondusif. Pengamanan berjalan baik dengan kerja sama personel Pemkot, kepolisian, Pol PP, DLLAJ, dan dinas terkait," kata Bima.

Terpopuler