REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Pudji Hartanto menilai Jalan Tol Pejagan-Brebes dipaksa beroperasi saat menghadapi arus mudik Lebaran sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.
"Secara infrastruktur belum terpenuhi," katanya melalui keterangan tertulis, Rabu (6/7).
Pudji mengatakan pintu Tol Keluar Brebes Timur terdapat 10 gardu yang tidak sebanding dengan pintu Tol Cikarang Utama mencapai 32 gardu. Ia menuturkan penyebab utama kemacetan jumlah pintu transaksi Cikarang Utama tidak sama dengan jumlah pintu Brebes Timur yang menimbulkan kepadatan kendaraan.
Mantan Kepala Korps Lalu Lintas Polri itu, mengungkapkan sebagian besar atau 80 persen kendaraan yang masuk Tol Cikarang Utama Bekasi keluar di Tol Brebes Timur. Menurut Pudji, kendaraan yang melintasi Tol Cikarang Utama sebagian kecil hanya keluar di Tol Pejagan. "Jika keluar Tol Pejagan arah Jawa Timur maka harus memutar balik sehingga pemudik lebih memilih keluar Brebes Timur," ujar Pudji.
Tol sepanjang 30 kilometer itu tidak terdapat jalur alternatif sehingga pemudik terpaksa keluar di Tol Brebes Timur yang menimbulkan kemacetan.
Menurut Pudji, pengoperasian Tol Pejagan-Brebes Timur secara terpaksa itu terindikasi karena pemudik dihadapkan permasalahan ketersediaan pom bensin, pertemuan jalur pantura, kapasitas jalan kecil, pasar tumpah, angkutan umum berhenti sembarang, dan pintu perlintasan kereta api.