REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jalur selatan Nagreg yang mengarah menuju Limbangan, Kabupaten Garut, pada Rabu (6/7) menjelang sore ini padat merayap. Titik kemacetan berada di Limbangan, sedangkan ekor kemacetan sampai daerah Pamuncatan.
Kapolsek Limbangan Kompol Ujang Syarifudin menuturkan, kondisi arus lalu lintas yang padat merayap tersebut karena banyaknya hilir-mudik warga sekitar yang sedang bersilaturrahim ke rumah sanak saudaranya di desa lain.
"Ini karena terhalang oleh mondar mandir warga yang bersilaturahmi dari desa ke desa," tutur dia kepada Republika.co.id, Rabu (6/7).
Tak hanya itu, menurut Ujang, arus kendaraan yang datang dari arah dari timur pun tergolong ramai. Pertemuan kendaraan dari arah yang berlawanan itu menyebabkan arus lalu lintas di Limbangan padat merayap. "Tapi roda masih jalan. Makanya padat merayap,"
Kondisi kepadatan diperparah dengan adanya penyempitan jalur dari arah barat menuju timur. Akibatnya, terjadi antrean kendaraan saat memasuki pertigaan Cagak Nagreg arah Limbangan.
Untuk diketahui, jalan di daerah Nagreg memang lebar dan memiliki tiga sampai empat jalur. Namun, setelah memasuki Cagak arah Limbangan, hanya ada satu jalur sehingga kendaraan seperti sedang berebut masuk ke jalur itu.
"Dari arah baratnya itu masih banyak kendaraan yang mau ke timur sehingga terjadi kepadatan arus lalin. Kalau di Limbangannya mah lancar," tambah dia.
Titik kemacetan di Limbangan sendiri, lanjut Ujang, ada di depan Pasar Limbangan dan pertigaan Leuwigoong. Di pertigaan ini, banyak kendaraan yang keluar-masuk dari arah Leuwigoong. "Tapi masih terkendali. Cuma kalau dari Nagreg itu karena terjadi penyempitan. Bukan akibat dari Limbangan," ujar dia.
Panjang kepadatan arus lalu lintas dari Nagreg menuju Limbangan sekitar 4 kilometer. Kendaraan masih bisa dilaju dengan kecepatan maksimal antara 5 sampai 10 kilometer per jam.