REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Hidayat Nur Wahid meminta pemerintah memetik pelajaran dari kabar yang menyatakan sejumlah pemudik meninggal di jalur mudik, diduga karena kelelahan.
"Banyak cara meninggal, tapi kalau meninggal karena macet baru kali ini kejadiannya. Mungkin sudah ada sakit jantung. Tapi apapun, ini harusnya menjadi pelajaran serius bagi pemerintah," kata dia di Masjid Dian Al Ikhlas, Jakarta, Rabu (6/7).
Menurut dia, kemacetan yang menyebabkan tragedi di Tol Brebes Timur Exit (Brexit) harus dipikirkan jalan keluarnya oleh pemerintah. Jangan sampai, ia mengatakan, pemerintah hanya sekadar meresmikan pembangunan jalan tol saja.
Ia menegaskan, membludaknya kendaraan akibat arus mudik tidak boleh dijadikan alasan pemerintah atas peristiwa tersebut. Menurut dia, negara tidak boleh kalah dengan angka peningkatan jumlah kepemilikan kendaraan bermotor. Hidayat mengingatkan, selama ini negara yang mengizinkan tanpa pembatasan, kepemilikan kendaraan bermotor.
"Peristiwa pulang kampung ini, kan peristiwa tahunan, macet kan setiap tahun ada, memang Brebes yang paling parah," ujar Hidayat. Dia mengapresiasi langkah Bupati Pemalang yang ikut mengurai kepadatan arus lalu lintas. Semestinya, ia mengusulkan, pemerintah pusat maupun daerah juga ikut menyelesaikan permasalahan arus lalu lintas itu.
"Kan relatif sudah bisa terukur simulasinya kayak apa. Dengan demikian, jalur-jalur alternatif itu dibuka dan diinformasikan secara maksimal sehingga tak terjadi keparahan seperti ini," tutur Hidayat.