REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Perhelatan perdana pawai malam takbiran Bogor Bertakbir di Kota Bogor, Jawa Barat Selasa (5/7) malam sangat disambut antusias masyarakat. Tercatat sebanyak 15 tim marawis dan 15 tim beduk memeriahkan acara ini. Para peserta datang dari seluruh pelosok Kota Bogor.
Salah satu peserta, Muhammad Syamsudin, merupakan santri di Majelis Al Barokah, Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Bogor Selatan. Ia bersama 10 rekannya berpartisipasi dalam lomba marawis yang dihelat bersama parade bedug.
Pemuda 17 tahun yang biasa disapa Acu itu menganggap helatan perdana Bogor Bertakbir sebagai pengalaman yang seru. Apalagi, kata ia, menggemakan takbir sudah seharusnya dilakukan pada penutupan bulan puasa sebelum menyambut hari raya.
"Juara atau enggak-nya serahkan pada Allah, harapan pertama dapat ridha dan barokah," kata Acu yang melintasi rute tiga kilometer dari Balai Kota hingga Masjid Raya dengan berjalan kaki bersama ratusan peserta lain.
Selain tim Acu, kelompok lain berasal dari Majelis Ar Ridho, Kedung Waringin, Kecamatan Tanah Sareal. Sang koordinator, Ustadz Abdul Ghofur, mendampingi 10 anak asuhnya pada kegiatan tersebut.
Menurut Ghofur, Bogor Bertakbir merupakan inisiatif yang baik dari Komunitas Bogor Sahabat dan Pemerintah Kota Bogor. Ghofur menyebutkan, seluruh anggota timnya sangat bersemangat dan antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Sebelum ini, kata Ghofur, arak-arakan takbir keliling di Kota Bogor kurang teratur sehingga bisa menjurus pada hal negatif. Dengan pengamanan ketat dan rute yang jelas, pawai takbir bisa berjalan tertib dan nyaman bagi pengguna jalan lain.
"Sekarang Alhamdulillah sudah diarahkan, Insya Allah semua positif," kata Ghofur yang mendukung penuh agar kegiatan tersebut terus dilanjutkan.