REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Bupati Sleman Sri Purnomo mengajak masyarakat untuk meningkatkan amal ibadah di Bulan Syawal. Karena iman dan ketakwaan muslin setelah dilatih selama Bulan Ramadhan seharusnya bisa lebih kuat.
“Puasa Ramadhan pada dasarnya telah mendidik kita untuk bisa lebih menghargai waktu dan juga menumbuhkan kepekaan sosial bagi yang menjalankannya,” kata Sri saat memberikan ceramah sebagai Khatib Shalat Idul Fitri di Lapangan Denggung, Rabu (6/7).
Ia mengatakan, kebiasaan baik selama menjalankan puasa tidak boleh berubah 180 derajat. Masyarakat jangan memberlakukan amalan ibadah tertentu hanya berlaku pada bulan suci Ramadhan. Semua kewajiban dan ibadah sunnah harus tetap dijalankan.
Dalam kesempatan tersebut, Sri juga mengemukakan, ada dua jenis orang yang muncul setelah Ramadhan. Pertama, mereka yang mencapai kemenangan, yakni mereka sabar dalam menjalankan ibadan puasa satu bulan penuh.
“Kedua, mereka yang mengalami kerugian, yaitu yang gagal menapak jalan kemenangan di bulan suci Ramadhan,” ujar Sri. Di mana seluruh kebiasaan amal baiknya selama Ramadhan hilang pada bulan Syawal.
Sri juga berharap, Ramadhan bisa menumbuhkan kepekaan sosial. Sehingga seluruh muslim bisa memahami bagaimana rasanya tidak bisa makan dan minum. Di sisi lain, menurutnya, sholat dan zakat tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan amal seorang muslim.
Sholat merupakan ibadah badaniah. Sedangkan zakaat adalah ibadah amaliah. “Sholat memiliki hubungan vertikal dengan Allah SWT. Sementara zakat lebih bersifat horizontal, antar sesama manusia,” tuturnya.
Saat ini, 11,7 persen penduduk di Sleman merupakan masyarakat miskin. Adapun total penduduk Sleman mencapai satu juta lebih. Pemerintah sendiri memiliki target untuk mengurangi kemiskinan sebesar 0,67 persen. Maka itu peran serta zakat dalam membangun daerah sangatlah penting.