REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pascaserangan bom Solo pada Selasa (5/7) kemarin, Kementerian Perhubungan memperketat pengaman di bandara-bandara dalam negeri. Akibatnya, proses pemeriksaan bagi calon penumpang pesawat bakal lebih lama dari biasanya. Menteri Perhubungan Ignatius Jonan meminta kepada pemudik untuk mengantipasi hal ini dengan datang ke bandara lebih awal.
Jonan menjelaskan, pengamanan lokasi vital transportasi khusus untuk bandara sebetulnya sudah lengkap. Namun berkaca pada kejadian terorisme di bandara atau di tempat umum lainnya, Jonan menegaskan agar pihak pengelola bandara memperketat pemeriksaan. Ia menyebutkan bahwa ada 35 bandara utama yang menjadi fokus utama oleh Kemenhub dan TNI-Polri dalam operasi pengamanan Lebaran kali ini.
"Saya mengimbau untuk arus balik agar masyarakat pengguna transportasi agar tidak datang ke bandara atau terminal pelabuhan atau stasiun itu dalam waktu yang mendadak. Karena pemeriksaannya akan lebih ketat," ujar Jonan saat meninjau Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (6/7).
Petugas bandara, lanjut Jonan, juga sedang dilatih untuk melakukan profile identification. Kemampuan ini setidaknya membuat petugas bisa memindah secara sederhana apakah seseorang berbahaya atau tidak.
"Sekali lagi mohon sabar dan mohon hadir kalau bandara dua jam sebelum keberangkatan. Kalau mepet nanti diperiksa bilangnya lama. Jadi masyarakat harus ikut berpartisipasi dalam pengamanan transportasinya sendiri. Tidak bisa semua maunya aman tapi tidak diperiksa. Itu gimana caranya," ujarnya.