Minimnya Fasilitas Bagi Pemudik Disabilitas

Red: Yudha Manggala P Putra

Rabu 06 Jul 2016 07:55 WIB

Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (BSM), Agus Sudiarto (ketiga kiri) menyaksikan penyandang disabilitas naik ke mobil akses jelang mudik berkah bareng BSM 2016 di Gedung Pusat Bank Syariah Mandiri, Jakarta, Kamis (30/6).  (Republika/Agung Supriyanto) Foto: Republika/Agung Supriyanto Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (BSM), Agus Sudiarto (ketiga kiri) menyaksikan penyandang disabilitas naik ke mobil akses jelang mudik berkah bareng BSM 2016 di Gedung Pusat Bank Syariah Mandiri, Jakarta, Kamis (30/6). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sigit, pria dengan kursi roda itu selalu kebingungan jika ingin mudik ke kampung halamannya di Prembun Kebumen, Jawa Tengah. Baginya menggunakan transportasi publik tidak semudah orang pada umumnya.

Jika ia memilih naik kereta api maka ia harus menempuh 14 km lagi ke rumahnya dari stasiun. Apalagi jika dia naik bus. Untuk duduk di kursi penumpang saja sudah kesulitan. Belum lagi kondisi terminal yang tak ramah baginya.

Meski akhirnya sampai di kota tujuan, bukan berarti masalah sudah selesai. Karena di kampung halamannya belum tersedia transportasi umum memadai yang siap mengantarkan penumpang dalam 24 jam.

Akhirnya jalan keluar diambil Sigit adalah menggunakan kendaraan "travel" dengan layanan antar hingga tujuan akhir. Itu bukan tanpa risiko, karena ia terpaksa mengeluarkan uang yang lebih banyak.

"Saya harus mengeluarkan uang lebih, karena membutuhkan pendamping agar sampai di tujuan," kata dia empat hari menjelang Lebaran 2016.

Memang saat menjelang Lebaran, banyak lembaga pemerintah maupun swasta memberikan layanan mudik gratis dengan kendaraan bermotor. Tapi sayangnya kegiatan baik itu belum banyak yang memberikan fasilitas bagi orang-orang seperti Sigit.

Lembaga-lembaga itu belum menyediakan mobil akses yang dapat mengangkut seluruh jenis disabilitas terutama pengguna kursi roda. Bagi Sigit dan pengguna kursi roda lainnya, kursi roda itu bukan sekedar alat bantu atau alat yang mempermudah gerak mereka, tetapi kursi roda adalah bagian tubuhnya yang tidak bisa dilepaskan.

Menurut pria berkaca mata itu, para disabilitas adalah orang yang mandiri. Mereka bisa melakukan kegiatan yang diperlukan tanpa bantuan orang lain. Namun mereka hanya perlu akses. Sayangnya akses yang sangat dibutuhkan mereka belum bisa dipenuhi oleh masyarakat dan negara.

Sementara itu, Koordinator Satgas Perlindungan Anak (PA) Ilma Sovri Yanti mengatakan Kementerian Sosial RI sebenarnya sudah memiliki mobil akses disabilitas. Namun, sayangnya, baru hanya dua unit yang tersedia.

Ia pun menyambut baik pada tahun ini, salah satu bank syariah telah memfasilitasi para disabilitas termasuk pengguna kursi roda untuk ikut mudik gratis.

Harapannya ke depan, semoga  lebih banyak perusahaan yang tergerak untuk ikut memfasilitasi kaum disabilitas tersebut. Apalagi menurut Ilma memiliki mobil akses disabilitas tidaklah memakan biaya yang besar.

"Padahal mereka sangat mandiri, namun bangunan, infrastruktur, transportasi tidak (belum) tumbuh untuk kepentingan mereka," kata Ilma yang telah melaksanakan kampannye "Mudik Ramah Disabilitas" sejak 2015.

Terpopuler