REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Malam 1 Syawal setiap tahunnya di Yogyakarta selalu dimeriahkan berbagai acara. Tahun ini digelar Festival Malam Takbir yang dipusatkan di Masjid Gede Kauman Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Berbagai komponen masyarakat dari tingkat RT, Pedukuhan, Kelurahan, Kecamatan, hingga institusi pendidikan turun ke jalan dengan membawa berupa-rupa bentuk benda untuk arak-arakan.

Ada yang membawa replika tugu, lambang Muhammadiyah, masjid, perahu, dan ketupat lebaran. Arak-arakan pun dimeriahkan dengan penampilan drum band dan alunan musik-musik tradisional. Selain penampil Festival Malam Takbir, masyarakat tumpah ruah di sisi kiri-kanan jalan-jalan yang dilewati rombongan pawai takbiran.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, arak-arakan mulai terlihat di Jalan Dr. Sardjito, Jalan Parangtritis, Jalan Bantul, hingga Kota Gede. Kalimat takbir dan tahmid digemakan.

Sejumlah jalan utama di Kota Yogyakarta pun dijaga oleh petugas keamanan yang merupakan gabungan dari kepolisian, ormas, dan petugas keamanan Keraton. Seperti di Jalan Mangkubumi, Malioboro, Kampung Ngasem, dan Jalan menuju Tempat Parkir Ngabean.

Sekitar pukul 21.00, arus kendaraan di sekitar jalan tersebut mulai dialihkan. Bahkan, di Jalan Mangkubumi, petugas sudah memasang peringatan agar masyarakat menghindari Jalan Malioboro. Karena jalan tersebut akan dilewati oleh arak-arakan peserta Festival Malam Takbir.

Jalan menuju Alun-alun Utara dan Kampung Ngasem juga sudah mulai ditutup secara bertahap. Namun demikian, masyarakat sama sekali tidak merasa terganggu dengan aktivitas ini. Bahkan banyak di antara mereka dengan sengaja menonton anggota keluarganya yang ikut dalam Festival Malam Takbir.