REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Satu hari menjelang Idul Fitri 1437 Hijriyah pemudik sepeda motor masih terlihat melintasi Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa pagi (5/7). Jumlah mereka jauh lebih banyak dibanding dengan saat H-4 Lebaran.
Pemudik sepeda motor datang dari arah Jakarta melalui Jalan Raya Bogor, Sentul, dan juga dari arah barat, yakni Parung, Leuwiliang. Mereka bergerak ke arah yang sama, yakni jalur selatan menuju Puncak.
Kepala Satlantas Polres Bogor Kota AKP Irwandi menyebutkan jumlah pemudik sepeda motor yang melintasi Kota Bogor meningkat sejak H-3 Lebaran, diprediksi hingga malam nanti masih terlihat.
"Pemudik sudah ramai melintas pada H-3 mereka banyak memanfaatkan waktu pagi untuk berangkat mudik menuju selatan, mereka biasanya berangkat tengah malam, sahur di jalan sehingga masuk ke Bogor pagi hari," katanya.
Ia mengatakan pemilihan waktu pagi hari tepat mengingat cuaca cukup mendukung bagi para pemudik untuk dapat melanjutkan perjalanan ke kampung halaman. "Karena malam hari sering hujan, jadi mereka lebih memilih berangkat pagi, selain udaranya enak, juga suasananya tidak macet dibandingkan berangkat sore atau malam," katanya.
Ia mengatakan Kota Bogor menjadi jalur alternatif bagi para pemudik sepeda motor yang ingin mudik ke wilayah selatan. Tujuan mereka biasanya Bandung, Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Cilacap, dan ke beberapa daerah lainnya.
"Pemudik motor kalau tidak lewat Pantura, mereka memilih lewat Bogor untuk menggunakan jalur selatan," katanya.
Jumlah pemudik sepeda motor yang melintas Kota Bogor pada Selasa, jauh lebih banyak daripada dua hari sebelumnya. Jumlah kendaraan cukup banyak, mereka terlihat melintasi Jalan Padjajaran, lalu menuju Jalan Raya Tajur, ke arah Ciawi, lalu menuju Puncak.
Para pemudik memiliki ciri khas, mereka membawa barang bawaannya untuk keperluan mudik di atas kendaraan roda doa sehingga muatan yang dibawa penuh. Kebanyakan pemudik berpasang-pasangan, bahkan ada yang membawa serta anak dan istrinya.
Mereka juga memodifikasi kendaraannya menggunakan kayu untuk mengangkut barang bawaannya. Tetapi ada juga yang hanya membawa tas ransel. Salah seorang pemudik yang ditemui sedang beristirahat di Jalan Raya Tajur mengaku mudik ke Garut sudah menjadi tradisi dengan menggunakan sepeda motor karena belum memiliki mobil pribadi.
"Kalau mudik pakai motor lebih ringkas, kalau mau ke mana-mana saat Lebaran enggak perlu keluar ongkos lagi," kata Setiawan yang mudik bersama istrinya.