REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj menyerukan masyarakat menjadikan momen Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriyah sebagai momentum silaturahim nasional dan perbaikan akhlak bangsa.
Ia pun meminta umat Islam menunaikan Shalat Idul Fitri dengan khusyuk, khidmat dan semarak.
"Serta berpartisipasi dalam menjamin keamanan, kenyamanan, dan pemastian terselenggaranya ibadah di Idul Fitri ini," ujar Said Aqil di Gedung PBNU, Jakarta, Senin malam (4/7).
Ia berpesan, khususnya untuk para khatib yang akan mengisi khutbah Shalat Id. Ia meminta dalam penyampaian materinya menekankan persatuan umat dan bangsa, tidak ada unsur caci maki, kebencian, dan provokasi.
"Kami menyerukan agar khatib memberikan suasana keteduhan, agar tidak ada provokasi, kebencian maupun caci maki yang menimbulkan fitnah," ujarnya.
Menurutnya, pada hakikatnya materi khutbah adalah menyerukan peningkatan keimanan dan Islam seseorang, bukan justru dalam bentuk provokatif. Said menambahkan, NU pun siap mengawal terciptanya toleransi beragama untuk ukhuwah islamiyah.
"Kalau khatib dari NU saya jamin tidak provokasi atau ditoleransi, mau itu di kampung-kampung atau menengah," ujarnya.