REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- Waktu menunjukkan pukul 18.00 WIB ketika pramugari mengumumkan saat berbuka puasa kepada para penumpang KMP Sebuku tujuan Bakauheni, Lampung.
Para penumpang lalu menyegerakan menenggak air untuk membatalkan puasa. Tampak pula pramusaji semakin sibuk menyajikan makanan yang sudah dipesan penumpang kapal.
Bagi sebagian penumpang, waktu berbuka puasa sudah diantisipasi dengan menyiapkan makanan sendiri. Sehingga, ketika tiba waktu berbuka mereka tidak perlu repot mencari makanan.
Sayangnya, hal itu tidak berlaku untuk Hamid (27 tahun), seorang pemudik tujuan Metro, Lampung. "Saya kira sudah sampai Lampung ketika buka puasa. Ternyata belum," ujarnya.
Hamid akhirnya membatalkan buka puasa dengan membeli air mineral ukuran 600 mililiter di atas kapal seharga Rp 15 ribu.
Harga itu artinya lima kali lipat lebih mahal jika dibandingkan harga eceran normal. "Ya mau bagaimana lagi, sudah haus. Nanti makan besarnya di Bakauheni saja yang murah," kata Hamid.
Untuk menikmati layanan makan dan minum di atas kapal pemudik memang harus merogoh kocek cukup dalam. Harga mi instan dalam gelas, misalnya, dijual seharga Rp 15 ribu dan sudah termasuk air panas.
Meski begitu, berlayar di kapal saat berbuka juga bisa memberikan rasa senang. Dian (22), pemudik tujuan Palembang, Sumatra Selatan mengaku bisa melihat pemandangan matahari terbenam yang cantik dari atas kapal.
Semburat langit jingga bercampur biru pun diabadikan Dian melalui kamera ponselnya. "Bagus banget langitnya. Untung naik kapalnya pas sunset begini," ungkap Dian semringah.