Pintu Tol Pejagan Catat Kemacetan Terpanjang Hingga 30 Kilometer

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andi Nur Aminah

Senin 04 Jul 2016 19:47 WIB

Antrean kendaraan yang terjebak kemacetan di pintu keluar tol Pejagan. Foto: Republika/Joko Sadewo Antrean kendaraan yang terjebak kemacetan di pintu keluar tol Pejagan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pantauan terakhir arus lalu lintas Senin (4/7) hari ini di Jalan Tol Jakarta–Cikampek kecepatan rata-rata kendaraan adalah 31.65 km/jam, sedangkan di Jalan Tol Cipularang rata-rata kecepatan adalah 12.31 km/jam. Dari Jalur Pantura, rata-rata kecepatan kendaraan di jalur Cikampek – Cirebon adalah 19.47 km/jam.

Hasil akumulasi traffic counting Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, di lintasan Cileunyi – Banjar, Jalur Pantai Selatan, rata-rata kecepatan adalah 21.16 km/jam. Kemacetan sempat terjadi di ruas exit Tol Brebes Timur dimana antrean kendaraan di gerbang keluar tol mencapai lima hingga enam kilometer.

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Hemi Pamuraharjo, Senin (4/7) di Jakarta mengatakan pada pukul 16.00 WIB hasil pengecekan Posko Jasa Marga di Posko Terpadu Angleb, dilaporkan kemacetan terpanjang terjadi di Gate Tol Pejagan. Panjang antrean mencapai 30 kilometer dari pintu tol Pejagan. Telah dilakukan rekayasa kendaraan yang antre di pintu tol Pejagan diarahkan ke pintu tol Brebes.

Sementara yang dari arah Jakarta dikeluarkan di pintu tol Kanci agar volume kendaraan yang di jalan tol berimbang dengan kendaraan yang berada di jalan non tol. Kendaraan yang dari Tol Cipali juga sempat dialihkan keluar Cikampek atau arteri Pantura untuk mengatasi antrean di Pejagan.

Pada pukul 17.24 WIB, hasil pengecekan dilaporkan untuk pintu Gerbang Brebes Timur sudah tidak terdapat lagi antrean karena telah diberlakukan jemput transaksi (petugas pintu tol menghampiri langsung ke kendaraan pelanggan). “Para pemudik disarankan untuk menggunakan jalur Pantura dan jalur Selatan Nagrek menjadi alternatif,” ujar Hemi.

Pada H-2, Kementerian Perhubungan terus meningkatkan koordinasi, pemantauan dan pengendalian lalu lintas dan Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2016. Semua petugas, Hemi mengatakan tidak hanya memantau atau memonitor Angkutan Lebaran dari Posko yang ada di kantor saja. Tetapi juga harus turun ke lapangan untuk memantau dan mengawasi secara langsung penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2016, sehingga bisa segera melakukan aksi langsung atau memberikan keputusan yang bersifat strategis.

“Hal tersebut sejalan dengan  fokus Kementerian Perhubungan, yaitu meningkatkan keselamatan, keamanan dan pelayanan bagi pengguna jalan, serta mendukung kelancaran arus lalu lintas pada masa angkutan lebaran tahun 2016, “ tutup Hemi.

Terpopuler