REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Bandara Abdulrachman Saleh Malang memperketat pengamanan selama masa arus mudik dan arus balik Lebaran dengan menyiagakan Pasukan khusus TNI AU (Paskhas). Sebanyak 200 personel gabungan termasuk dari tim gegana dan Brimob akan menjaga Bandara Abdulrachman Saleh.
Komandan Lanud (Danlanud) Abdulrachman Saleh, Marsma Djoko Senoputro, mengatakan seluruh personel bertugas mengamankan bandara termasuk dari ancaman terorisme. “Jangan sampai tragedi bom di Bandara Turki terjadi di sini. Kita jangan sampai kecolongan,” katanya Senin (4/7).
Djoko menegaskan kepada seluruh personel untuk senantiasa waspada. Seluruh personel disebar di berbagai titik yang lokasinya dirahasiakan. Ia menyebut pemeriksaan penumpang dilakukan dengan mirror detector, x-radiation (x-ray), dan pantauan pandangan mata. “Semua personel harus bekerja sama untuk mengamankan bandara,” tegasnya.
Djoko menjelaskan ciri-ciri orang-orang yang patut dicurigai. Di antaranya berwajah pucat dan berkeringat. Selain itu, orang yang hendak melakukan hal-hal yang berbahaya biasanya gugup dan gelisah. Kegugupan itu mendorong seseorang untuk bertingkah laku aneh seperti mondar-mandir tak tentu arah. “Secara psikologis sudah kami pelajari betul ciri-ciri orang yang patut dicurigai,” katanya.
Pihaknya tak segan-segan menahan siapa pun yang dinilai menghalang-halangi pengamanan. Kepala Detasemen (Kaden) B Pelopor Brimob Polda Jatim, AKBP Sunadi, mengatakan pihaknya menyediakan dua unit mirror detector. Ia juga menekankan kepada para anggotanya untuk melakukan pengamatan mata saat memeriksa dengan mirror detector.
Menurut dia, teroris yang sedang berkeliaran merupakan teroris tipe shutter dan tipe mengalihkan umpan. Teroris tipe shutter adalah teroris yang senantiasa berkeliaran dengan menenteng senjata. Pelaku cenderung menembaki orang yang sedang berkumpul dengan tembakan memberondong.
Kedua strategi tersebut pernah dipraktikkan dalam beberapa serangan yang terjadi di Indonesia. “Tipikal masyarakat Indonesia adalah selalu berkerumun jika terjadi serangan, itu yang berbahaya,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala UPT Bandara Abdulrachman Saleh, Suharno, para petugas bandara akan berjaga dengan sistem piket. Mereka mulai bersiaga mengantisipasi arus mudik dan arus balik sejak 27 Juni hingga 17 Juli 2016.