Kemenag Daerah Istimewa Yogyakarta Yakini Lebaran 6 Juli

Red: Damanhuri Zuhri

Senin 04 Jul 2016 17:38 WIB

Rukyatul Hilal Foto: Antara Rukyatul Hilal

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Hisab Rukyah Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta meyakini 1 Syawal 1437 Hijriah atau Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriyah akan jatuh pada 6 Juli karena hingga saat ini hilal masih belum dapat dilihat di langit daerah setempat.

"Sesuai ilmu falak (ilmu perbintangan) posisi hilal hari ini memang tidak tampak, tidak memenuhi imkanur rukyah," ungkap Ketua Badan Hisab Rukyah (BHR) Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY Masdjuri di sela proses persiapan pemantauan hilal di DIY, Senin (4/7).

Menurut Masdjuri, berdasarkan posisi hilal saat ini sebagai syarat penentuan 1 Syawal diperkirakan belum memenuhi kriteria imkanur rukyah (visibilitas hilal) yang mensyaratkan tinggi hilal minimal dua derajat, maupun rukyatul hilal (melihat dengan kasat mata) yang mensyaratkan tinggi hilal minimal empat derajat.

Apabila seluruh syarat pemantauan hilal itu tidak terpenuhi, maka kata Masdjuri sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW penentuan 1 Syawal adalah dengan menggenapkan puasa 30 hari, sehingga jatuh pada Rabu (6/7).

"Memang dengan menggunakan rukyatul hilal nanti bisa saja hilal terlihat. Kalau ada yang melihat maka yang melihat akan disumpah dan besok Selasa (5/7) sudah Lebaran, tapi sepertinya kemungkinannya kecil," kata Masdjuri.

Ia mengatakan di DIY pelaksanaan rukyatul hilal digelar di tiga lokasi, yakni di Bukit Patuk Kabupaten Gunung Kidul, Bukit Syekh Bela-Belu, Pantai Parangtritis Bantul, dan Pantai Trisik Kabupaten Kulon Progo.

Dalam melakukan pemantauan hilal pada sore hingga menjelang tenggelamnya matahari, menurut dia, BHR Kemenag DIY juga menggandeng ormas keagamaan seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, MUI DIY, Pengadilan Agama, dan kalangan akademisi.

"Secara keseluruhan kami menggunakan lima teropong. Kami juga melibatkan perguruan tinggi Islam yang berkaitan dengan studi ilmu hisab," kata dia menambahkan.

Terpopuler