REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Jumlah pemudik di Bandara Adisutjipto Yogyakarta mulai berkurang. Bahkan penurunan jumlah penumpang ini mulai terjadi sejak H-4 atau Sabtu (2/7).
Kepala Humas Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto, Edwin Wibowo menuturkan, kondisi tersebut terjadi sesuai dengan prediksi puncak arus mudik yang telah dipetakan oleh pihak bandara. “Sebelumnya kami memang telah memperkirakan bahwa puncak arus mudik di Bandara Adisutjipto akan terjadi pada H-6 sampai H-5,” katanya, Senin (4/7).
Berdasarkan data PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto, puncak arus mudik di Bandar udara tersebut terjadi pada H-5 atau Jumat (1/7). Dimana jumlah penumpang pada hari tersebut mencapai 20.829 orang. Angka ini lebih tinggi lima persen disbanding tahun lalu yang hanya mencapai 19.881 penumpang. Kemudian pada H-4 terjadi penurunan penumpang menjadi 20.750 orang.
Namun angka ini masih lebih tinggi 13 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 18.382 penumpang. Penurunan penumpang pun terus terjadi pada H-3 atau Ahad (3/7), yakni menjadi 20.032 orang. “Tapi ini juga lebih tinggi disbanding tahun lalu sekitar 19,7 persen. Tahun lalu penumpang pada H-3 hanya 16.738 orang,” kata Edwin.
Kendati demikian kondisi di Bandara Adisutjipto sendiri masih terpantau ramai dari hari-hari biasanya. Banyak penumpang yang lalu lalang dan menanti jadwal keberangkatan pesawat. Selain itu tampak pula sejumlah orang tengah menunggu untuk menjemput kerabatnya yang akan tiba di Yoggyakarta.
Karena keramaian ini peningkatan status keamanan Bandara pada masa-masa mudik tetap dipertahankan. Di mana menurut General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto, Agus Pandu Purnomo, saat ini kondisi keamanan di Bandara Adisutjipto berstatus kuning.
"Kalau di militer, itu artinya siaga dua. Jadi harus stand by di tempat, memonitor, dan patroli rutin selama 24 jam. Terutama untuk melihat perkembangan keamanan," kata Pandu. Pengamanan tersebut tentu saja didukung oleh pihak kepolisian, TNI, dan petugas keamanan bandara.