REPUBLIKA.CO.ID, PKEKALONGAN -- Warga terdampak rob di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, hingga kini masih bertahan di pengungsian karena belum surut bahkan debitnya naik menyusul hujan deras yang mengguyur daerah ini, Sabtu (2/7) malam.
Pengungsi, Sri Yeti (35) di Pekalongan, Ahad, mengatakan bahwa sebagian warga terdampak rob memilih mengungsi di mushala karena rumahnya tergenang rob. "Kemungkinan pada Lebaran nanti, kami harus merayakan di pengungsian karena tempat tinggalnya tergenang rob," katanya.
Ia mengatakan warga merasa sedih harus tinggal di pengungsian, apalagi Lebaran sudah dekat sehingga mereka tidak bisa merayakan Lebaran dengan nyaman. Hanya saja, kata dia, para pengungsi sempat lega saat pemkot memberikan bantuan bingkisan sembako untuk keperluan berbuka puasa dan sahur, Ahad (3/7).
"Alhamdulillah dapat bantuan sembako dari pemkot sehingga bisa untuk buka puasa hari ini dan sahur nanti," katanya. Ia mengatakan warga korban banjir rob sudah mengungsi di mushala selama dua bulan karena rob masih terus menggenangi tempat tinggalnya.
"Rob masuk ke rumah dengan ketinggian sekitar selutut kaki dewasa atau satu meter karena rumah kami di bawah ketinggian jalan," katanya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Pekalongan, Sri Budi Santoso mengatakan pemkot sudah berinisisiatif meringankan beban warga dengan memberikan bantuan sembako. "Melihat kondisi rob yang tidak kunjung surut, kami mempunyai inisiatif membantu meringankan beban warga terlebih menjelang hari raya Lebaran," katanya.
Ia mengatakan karyawan Diskominfo secara swadaya mengumpulkan 40 Paket berisi sembako yang disalurkan ke warga terdampak rob di Kelurahan Pabean. "Kami mempunyai inisiatif swadaya mengumpulkan dana untuk membantu korban bencana rob yang sampai saat ini belum surut," katanya.