REPUBLIKA.CO.ID, CIKAMPEK -- Operator Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) PT Lintas Marga Sedaya (LMS) diminta untuk membulatkan tarif bawah tol selama musim mudik tahun ini. Usul ini jadi pembahasan pada rapat koordinasi pengamanan mudik 2016 di Pos Pemantauan Utama Mudik Polda Jabar di Cikampek, Ahad (3/7). Dalam rapat koordinasi yang dihadiri jajaran petinggi Polri dan sejumlah pihak terkait mudik 2016 tersebut, tarif Tol Cipali dari pintu Tol Cikarang Utama diminta dibulatkan di angka Rp 100 ribu.

Usulan nominal untuk kendaraan Golongan I (mobil pribadi) tersebut, lebih rendah dari tarif yang selama ini diberlakukan, yakni Rp 108 ribu. Kepolisian mengatakan, tarif Rp 108 ribu turut menyumbang aspek terhadap kepadatan di pintu keluar Tol Brebes Timur yang kini tengah disorot karena selalu macet parah.

Kepala Korps Lantas Polri Irjen Agung Budi Maryoto mengatakan, kecepatan transaksi di pintu keluar Tol Brebes Timur sangat penting. Semakin cepat maka waktu berhenti kendaraan di gardu pembayaran akan kian singkat sehingga antrean kendaraan tidak mengular.

"Jika bayar Rp 108 ribu, membuat proses transaksi memakan waktu karena pengemudi jarang membayar dengan uang pas. Harus kembalian karena ada nominal Rp 8.000-nya, jadi kami usul agar selama mudik dan balik yang tinggal beberapa hari ini tarif dibulatkan Rp 100 ribu," kata Agung di dalam forum tersebut, Ahad (3/7).

Jenderal bintang dua ini mengatakan, andai tarif tol dibulatkan menjadi Rp 100 ribu, maka diprediksi transaksi akan menjadi lebih cepat. Imbasnya, arus kendaraan yang keluar Tol Brebes Timur pun akan lebih cepat terurai. "Selain tentu saja kami sangat mengimbau agar pengemudi selalu menyediakan uang pas," kata dia.

Kemacetan di pintu keluar Tol Brebes Timur berdampak terhadap kepadatan di jalur arteri Brebes. Hingga H-3 malam, kemacetan parah terjadi di ruas jalan tersebut sebagai dampak dari menumpuknya kendaraan di pintu keluar Tol Brebes Timur.