REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad menemukan ada sekitar 700 orang penumpang yang kemungkinan tidak terangkut kapal dari pelabuhan Soekarno Hatta Makassar menuju Bima, NTB. Penumpang ini telah menunggu berhari-hari untuk mencari kepastian keberangkatan mereka ke Bima, NTB, di loket penjualan tiket PT. Pelni.
Farouk mengkonfirmasi kasus tersebut kepada Laksamana Pertama TNI Yusup dan pihak PT.Pelni. Yusup mengatakan, bahwa 400 orang telah diproses tiketnya dan akan diangkut dengan kapal Sabuk Nusantara. Sementara 300 orang masih akan menunggu.
Hal ini terjadi karena ada pembatasan kapasitas dari pemerintah menyangkut keselamatan penumpang. Farouk menyatakan, akan tegas bicara dengan pemerintah karena kejadian seperti ini harusnya bisa diprediksi sebelumnya.
"Ini harusnya bisa diprediksi, begitu pemerintah memutuskan tidak boleh lagi melebihi kapasitas, harus sudah memikirkan bahwa akan timbul masalah penumpang yang tidak terangkut," ujar Farouk, saat melakukan pantauan arus mudik ke Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (3/7).
Farouk merasa kecewa dengan pelayanan mudik di pelabuhan Makassar dibandingkan dengan pelabuhan lain yang sudah ia pantau sebelumnya. Menurutnya, Jakarta-Merak sudah baik, begitu juga Banyuwangi-Bali sudah ada perbaikan.
"Disini tidak, pelayanan yang tidak pasti tanggal-tanggalnya, ternyata jadwal berubah-ubah, manajemen jelek, saya temukan disini mengecewakan," sesal anggota DPD asal NTB ini.
Sebelumnya, Farouk Muhammad dan Iqbal Parewangi juga mengunjungi pelayanan arus mudik di Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar. Menurut Farouk, kondisi bandara secara keseluruhan optimal, walaupun ada kenaikan penumpang sebanyak 6 persen dibandingkan tahun lalu.
"Ada kurang lebih 30 ribu penumpang tahun ini, dan saya lihat fasilitas dan sistem juga sudah ada,'' ucap Farouk.