REPUBLIKA.CO.ID, GILIMANUK -- Antrean sepeda motor dan kendaraan pemudik di Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali hingga Ahad pagi mencapai sepanjang enam kilometer, bahkan sejak semalam antre belum mendapat kesempatan menyeberang ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur.
Pemantauan di Pelabuhan Gilimanuk melaporlan, antrean arus mudik kali ini lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya, karena antrean Sabtu malam atau H-4 mencapai 14-15 kilometer.
Polisi bersenjata lengkap berjaga-jaga di sekitar antrian panjang tersebut, sehingga pemudik mengikutian antrian dengan tertib dan rapi, tidak ada saling ingin mendahului.
Pengendaraan pemudik diklasifikan masing-masing untuk bus, sepeda motor dan kendaraan pribadi. Sedangkan kendaraan truk yang membandel sebenarnya telah dilarang beroperasi sesuai surat keputusan Menteri Perhubungan sejak 1 Juli 2016 tidak mendapat kesempatan untuk diseberangkan ke Jawa.
Ibu Sri yang rumahnya hanya 20 meter sebelum Pelabuhan Gilimanuk menuturkan, antrean di Pelabuhan Gilimanuk telah terjadi sejak tiga hari terakhir.
Pekarangan rumahnya yang banyak digunakan sebagai tempat istirahat para pemudik pengendara sepeda motor itu menjelaskan, kali ini tidak ada kapal penyeberangan khusus yang mengangkut sepeda motor seperti mudik tahun-tahun sebelumnya.
Kalau sebelumnya ada kapal penyeberangan yang khusus mengangkut sepeda motor berkapasitas 500-1.000 unit sepeda motor sehingga mampu mengatasi antrian.
"Bahkan banyak pemudik yang antre sejak Sabtu (2/6) hingga sekarang belum mendapat kesempatan menyeberang.
Berdasarkan catatan Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi (Dishubinfokom) Provinsi Bali di Pelabuhan Gilimanuk disiagakan 52 unit kapal penyeberangan ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur berkapasitas mengangkut 70.273 penumpang, 20.336 unit sepeda motor dan 7.474 kendaraan roda empat.