REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyatakan bahwa pertama kali dalam sejarah operasi angkutan lebaran di Indonesia, jumlah penumpang angkutan umum dengan menggunakan pesawat udara diprediksi paling tinggi dibanding moda transportasi lainnya.
"Ini merupakan fenomena baru bahwa penumpang pesawat udara paling tinggi dibandingkan dengan moda lain," ujar Jonan di Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (2/7).
Jonan menyebutkan untuk moda angkutan udara, Kementerian Perhubungan memprediksi jumlah penumpang angkutan udara naik sebesar 7,6 persen yaitu sebanyak 4.648.047 juta penumpang dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebanyak 4.319.134 juta penumpang.
Kenaikan jumlah penumpang pada moda angkutan udara tersebut, menurutnya, adalah suatu gambaran bahwa masyarakat mulai menghargai waktu dan memiliki daya beli yang lebih baik dibanding tahun lalu. "Selain itu, dengan pengembangan kapasitas dan pelayanan di bandara yang selama ini dilakukan, standar pelayanannya semakin membaik, navigasi semakin baik, penerbangannya semakin disiplin sehingga semakin naik penumpangnya," kata Jonan.
Jonan mencontohkan di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, jumlah penumpang pada 7 hari pertama masa angkutan lebaran 2016 (24 30 Juni 2016) mengalami kenaikan sebanyak 15 persen dan di Bandara Pangkalan Bun pun mengalami kenaikan jumlah penumpang sebanyak 10 persen.
"Ini sesuai dengan prediksi Pemerintah. Indonesia kan negara kepulauan, kalau jaraknya jauh ya masyarakat itu naik pesawat udara, kalau barang lewat tol laut," ucap Jonan.
Untuk ke depannya, dia berharap, pertumbuhan udara akan semakin pesat. Oleh karena itu, ia berpesan agar operator penerbangan harus lebih disiplin dan regulator juga harus tegas.
"Untuk moda lainnya, prediksi kenaikan jumlah penumpang juga terjadi di moda penyeberangan, laut, dan kereta api. Penumpang moda penyeberangan diprediksi mengalami kenaikan sebesar 3,5 persen yaitu sejumlah 3.698.042 penumpang yang pada tahun 2015 adalah sebanyak 3.572.103 penumpang," katanya.