REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Ribuan pemudik yang hendak menyeberang ke Pulau Jawa, tertahan selama delapan jam di Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana Bali, Sabtu (2/7). Antrean kendaraan mengular ke luar areal parkir pelabuhan, sampai sepanjang tiga kilometer.
"Saya sudah masuk ke Desa Gilimanuk sejak pukul 16.00 Wita, namun baru bisa naik ke kapal pukul 00.00 Wita dan pukul 02.00 Wita dini hari Ahad, tiba di Pelabuhan Ketapang," kata Muhammad Ali yang hendak mudik ke Gresik Jawa Timur.
Kendati harus berlama-lama mengantre sebut wiraswastawan yang tinggal di Denpasar itu, dia menikmati perjalanan tersebut. Bahkan sebutnya, hal itu sudah dialaminya bertahun-tahun dan itu dianggap sebagai seninya orang mudik. "Kalau tidak berdesak-desakan dan tidak mengantre, tidak dapat menikmati suasana mudi," kata Ali.
Pemudik lainnya, Imam Syamsudin menyebutkan, seperti halnya dia, pemudik lainnya juga menganggap antrean panjang di Pelabuhan Gilimanuk adalah seninya orang yang mudik. Imam menyebutkan, dia sudah berada di pelabuhan sejak 15.30 wita pada Sabtu dan tertahan di pelabuhan hapir selama enam jam.
Dia sudah bertahun-tahun menjalani tradisi mudik dan senantiasa memilih berangkat mudik sekitar 08.00 Wita dan sudah diperhitungkannya juga jika dia akan tiba di Ketapang Banyuwangi selepas Magrib. Imam menegaskan tidak langsung menuju Lamongan, namun semalam menginap di Banyuwangi. "Besok pagi saya akan berangkat ke Lamongan, karena saya lebih suka perjalanan siang. Selain badan bisa lebih segar, juga lebih aman," katanya.
Manager Operasional PT ASDP Pelabuhan Gilimanuk, Sugeng Purwono membenarkan adanya antrean panjang di Gilimanuk. Menurut dia hal itu memang sudah rutin terjadi setiap lebaran.
Dia mengatakan, urusannya adalah mengatur kendaraan yang sudah masuk pelabuhan dan sejak membeli karcis, para pemudik hanya antre sekitar 90 menit untuk bisa naik ke kapal. "Kalau antrean di lar pelabuhan kan bukan jadi tanggungjawab kami," kata Sugeng.