Waspada, Jalur Trans Sulawesi Rawan Kecelakaan

Red: Karta Raharja Ucu

Sabtu 02 Jul 2016 19:09 WIB

 Aparat berjaga pada antrean kendaraan yang akan melintas di jalur Trans Sulawesi Desa Toboli, Parigi Utara, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Senin (15/6).  (Antara/Patar) Aparat berjaga pada antrean kendaraan yang akan melintas di jalur Trans Sulawesi Desa Toboli, Parigi Utara, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Senin (15/6). (Antara/Patar)

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Jalur Trans Sulawesi di wilayah Sulawesi Tengah dipadati arus mudik Lebaran 2016 menggunakan moda transportasi angkutan darat. Jalur mudik Taweli-Toboli atau lebih dikenal kawasan pegunungan "Kebun Kopi" pada H-4 Lebaran terlihat cukup ramai dilewati kendaraan mudik baik untuk tujuan berbagai kota di dalam maupun luar wilayah Sulteng.

Dinas Perhubungan Sulteng telah memprediksikan arus mudik mencapai puncaknya pada H-3 Idul Fitri 1437 Hijriah. Namun dalam dua hari ini, arus mudik yang melewati jalur Trans Sulawesi dari dan ke Kota Palu itu sudah ramai.

Terlihat sejumlah petugas dari Dishub dan polisi mengatur kendaraan yang melewati posko di jalur tersebut. Budiman, seorang petugas mengatakan dalam dua hari ini, terjadi peningkatan arus mudik menggunakan kendaraan sepeda motor maupun mobil, termasuk angkutan umum.

"Bus-bus yang lewat di jalur itu rata-rata padat penumpang," kata dia.

Ia mengaku jalur Kebun Kopi setiap arus mudik dan balik Lebaran selalu mendapat perhatian khusus karena merupakan jalur penghubungan Trans Sulawesi ke Kota Palu. Selain itu, kata dia, jalur tersebut juga rawan kecelakaan dan tanah longsor, sebab banyak tikungan tajam dan juga struktur tanah labil.

Sinyo, seorang sopir angkutan antarkota antarprovinsi (Akap) mengatakan jalur Kebun Kopi memang rawan kecelakaan karena saat hujan jalannya licin. Karena itu, setiap kendaraan yang melintas harus ekstra hati-hati karena badan jalan licin dan rawan terjadi kecelakaan.

Sementara kordinator Terminal Mamboro, Irfan membenarkan arus mudik dalam dua hari ini mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya. Namun, kata dia, puncak arus mudik Lebaran menggunakan angkutan antarkota antarprovinsi (Akap) dan angkutan kota dalam provinsi (AKDP) baru akan terjadi pada tiga hari menjelang Lebaran.

Terpopuler