Mengiringi Mudik Berkah Para Disabilitas

Rep: c39/ Red: Damanhuri Zuhri

Sabtu 02 Jul 2016 17:15 WIB

Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (BSM), Agus Sudiarto (kanan) berbincang dengan saah satu pemudik penyandang disabilitas saat mengikuti mudik berkah bareng BSM 2016 di Gedung Pusat Bank Syariah Mandiri, Jakarta, Sabtu (2/7). Foto: Republika/Agung Supriyanto Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (BSM), Agus Sudiarto (kanan) berbincang dengan saah satu pemudik penyandang disabilitas saat mengikuti mudik berkah bareng BSM 2016 di Gedung Pusat Bank Syariah Mandiri, Jakarta, Sabtu (2/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para penyandang disabilitas tahun ini dapat mengikuti mudik gratis ke kampung halamannya masing-masing. Mereka diberangkatkan atas bantuan kerjasama antara Bank Syari’ah Mandiri (BSM) bersama Kementerian Sosial (Kemensos).

Belasan penyandang disabilitas tersebut dilepas di halaman Kantor Pusat BSM, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (2/7) pukul 07.00 WIB. Para disabilitas tersebut diberangkan bersama ribuan pegawai BSM dengan menggunakan 25 armada bus, serta satu mobil khusus untuk penyandang disabilitas kursi roda.

Acara pelepasan tersebut selesai sekitar pukul 08.30 WIB. Bus para peserta mudik berkah BSM mulai meluncur satu persatu ke kota-kota besar di pulau Jawa. Namun, satu mobil disabilitas yang mengiringi puluhan bus tersebut harus memisahkan diri dari rombongan.

Kedua mobil tersebut  berhenti di Rest Area KM 19 Bekasi sekitar pukul 09.00 WIB. //Republika// turut mengiringi keberangkatan para penyandang disabilitas tersebut dari Rest Area itu. Di atas kursi rodanya, tampak keenam disabilitas tersebut menghirup udara segar setelah melakukan perjalan satu jam dari kantor pusat BSM.

Seorang penyandang disabilitas, Sigit (33 tahun) sedang sibuk membaca Koran di atas kursi rodanya. Lelaki berkacamata itu senang akhirnya dapat mengikuti Mudik Berkah tersebut. “Saya sangat bersyukur, mengapresiasi BSM yang bekerjasama dengan Kemensos menfasilitasi kami. Karena sebelumnya kami sempat kebingungan juga,” kata Sigit kepada //Republika//.

Di tengah perbincangan kami, tampak para pemudik berlalu lalang di rest area yang luasnya cukup besar tersebut. Sigit mengatakan, mudik gratis yang diikuti disabilitas ini adalah yang pertama kalinya. Namun, kata dia, dari 45 orang yang ada di komunitas disabilitas-nya hanya empat orang yang akhirnya bisa ikut mobil tersebut.

 “Yang lain sebenarnya ingin mudik juga, karena kondisi yang terbatas. Makanya, mungkin tahun ini giliran saya, tahun depan mungkin teman yang lain, kalau misalnya cuma tersedia dua mobil,” ucap dia.

Sementara, 13 penyandang disabilitas lainnya bersama keluarga telah ikut bersama puluhan bus yang sudah berangkat sebelumnya. “Tapi, kalau nanti BSM atau perusahaan yang lain bisa menyediakan seperti itu. Mungki banyak lagi, teman-teman yang ikut,” imbuhnya.

Tahun lalu, Sigit mengaku semapat mudik dengan naik kereta api. Menurut dia, ada kelebihan dan kekurangan masing-masing antara mudik dengan kereta dan mudik dengan naik mobil.  Namun, jika duduk terlalu lama di kursi roda, ia akan merasakan sakit dari pusar hingga ke kakinya. “Dari pusar sampai ke kaki kayak di tusuk-tusuk rasanya,” ucap dia.

Terpopuler