REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Staf Khusus Menteri Perhubungan Ignasius Hadi M Djuraid memaparkan tiga fokus utama Kemenhub saat masa operasi lebaran 2016.
"Pertama, terkait kapasitas transportasi, bagaimana masyarakat mudik seluruhnya bisa terangkut," katanya di Kantor Kominfo, Jakarta, Jumat (1/7).
Kedua, berkaitan dengan pelayalan, apakah penumpang sudah terlayani dengan baik dari sisi kemudahan mendapatkan tiket dan dalam mendapat informasi.
Ketiga dan yang terpenting, ia katakan, aspek keselamatan transportasi. Untuk aspek keselamatan, Hadi menjelaskan, Kemenhub telah melakukan pengecekan kelaikan kepada seluruh angkutan umum yang digunakan pada angkutan lebaran.
"Kita periksa satu per satu, sejak awal Juni. Tahun sebelumnyanya metodenya sampling. Kita terjunkan semua inspektur kita," lanjutnya.
Ia mencontohkan, dari 529 pesawat yang digunakan pada masa operasi lebaran, ada sepuluh pesawat yang kedapatan tidak sesuai ketentuan.
"Kita sudah minta untuk diperbaiki dan kita beri batas waktu 24 kemarin," ungkapnya.
Ia melanjutkan, pekerjaan rumah lebih kepada moda angkutan darat, bus antarkota antarprovinsi (akap) lantaran sejak memasuki era otonomi daerah, maka penanganan bus seperti uji kir bukan wewenang pusat tapi pemerintah daerah.
Saat cek awal, hanya 25 persen bus yang dinyatakan tidak laik operasi. Oleh karena itu, Menhub mengundang para pimpinan PO dan membuat lima kesepakatan yang wajib dipenuhi.
"Rem harus berfungsi baik kaki atau tangan. Speedometer harus berfungsi, banyak yang mati. Kaca depan tidak boleh pecah ketika berangkat. Sabuk pengaman untuk pengemudi, dan kondisi ban," katanya menambahkan.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan, sekitar 90 persen dari 1.400 bus akap yang diperiksa telah dinyatakan laik operasi.