REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suasana mudik telah terasa di Jakarta. Sejumlah stasiun keberangkatan pun berubah menjadi lautan manusia, termasuk Stasiun Gambir.
Stasiun Gambir merupakan salah satu lokasi keberangkatan kereta yang dipenuhi pemudik, terutama selama 10 hari terakhir di bulan suci Ramadhan. Hampir setiap sudut di Stasiun Gambir dipenuhi calon pemudik yang akan melakukan keberangkatan ke kampung halaman.
Sejumlah petugas keamanan dibantu beberapa personel Kepolisian terlihat bersiaga di sejumlah tempat melakukan pengamanan. Selain itu, para petugas KAI pun terlihat cukup sibuk membantu penumpang di berbagai lokasi stasiun, terutama di pintu masuk pemerikasaan tiket dan pencetakan boarding pass.
"Yang belum memiliki boarding pass bisa cetak terlebih dulu di samping," kata Andri, salah satu petugas KAI di pintu masuk selatan Stasiun Gambir, Rabu (29/6).
Bahkan, Andri dan sejumlah petugas KAI terlihat beberapa kali menggunakan pengeras suara manual untuk mengarahkan proses pemeriksaan tiket penumpang. Beberapa calon penumpang pun bergegas mendatangi mesin-mesin pencetak boarding pass, untuk selanjutnya bisa melewati pintu pemeriksaan menuju peron.
Salah satu calon penumpang, Lina mengungkapkan rasa senangnya karena bisa mendapatkan tiket mudik dan bisa merayakan Lebaran di kampung halaman. Lina yang hendak menaiki kereta api Bima menuju Madiun mengaku tidak masalah menaiki kereta kelas eksekutif, dan merogoh kocek lebih mahal dari tahun lalu.
"Tahun lalu sih ekonomi AC, tapi ikhlas aja, Alhamdulillah bisa pulang kampung," ujar Lina.
Walau khusus melayani keberangkatan calon penumpang kelas eksekutif, suasana Stasiun Gambir tetap ramai dan dipadati calon penumpang di hampir setiap sudutnya. Bahkan, calon penumpang yang menunggu kedatangan kereta api memenuhi ruang tunggu, serta toko-toko makanan yang tersedia di Stasiun Gambir.
Baca: Puncak Arus Mudik Kota Bandung Diprediksi H-4