REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemudik dengan kendaraan roda dua terus saja bertambah setiap tahunnya. Menurut Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) hal terbuat karena dipengaruhi oleh beberapa hal.
"Pertama karena dari sisi masyarakat, mereka ini sudah punya sepeda motor, mereka bukan penduduk tetap Jakarta mereka hanya mengontrak sehingga mereka membawa pulang harta itu," ujar Sekretaris Jenderal MTI Ellen Tangkudung di Jakarta, Selasa (28/6).
Kedua perihal status sosial. Menurut dia, bagi masyarakat perantauan dengan membawa sepeda motor ke kampung halaman seolah menunjukkan bahwa mereka telah sukses hidup merantau. Apalagi kata dia bila masyarakat tersebut sebelumnya tidak memiliki sepeda motor. "Status sosial, mungkin sebelum pulang tidak punya sepeda motor sekarang sudah (punya) membawa sepeda motor," ujar Ellen.
Ketiga belum ada sosialisasi dari pemerintah daerah DKI untuk memberitahukan lokasi penitipan sepeda motor yang aman. Sehingga masyarakat yang menganggap kendaran roda dua merupakan hartanya memilih untuk membawa pulang daripada ditinggalkan di kontrakan.
Keempat sistem angkutan umum di daerah yang mulai habis. Sehingga menurutnya masyarakat membutuhkan kendaraan untuk mengantar mereka dari terminal atau stasiun hingga sampai di depan rumah. "Sampai di daerah tidak ada yang bisa mengantarkan mereka meneruskan perjalanan ke kampungnya sehingga mereka harus sewa mobil lagi yang lebih mahal," ujar Ellen.
Kelima masyarakat memilih roda dua untuk menghindari kemacetan saat mudik. Alasannya dengan roda dua mereka dapat menyalip sehingga tidak terjebak dalam dalam antrean kemacetan. "Selanjutnya, banyak yang berpendapat saya mau naik kereta tapi selalu saja penuh, jadi saya tidak kebagian," jelasnya.