Muhasabah Jangan Hanya Sekadar Tangis

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko

Selasa 28 Jun 2016 20:16 WIB

Shalat malam pada Muhasabah Akhir Tahun Republika di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Kamis (31/12) malam. (Republika/Edi Yusuf) Foto: Republika/Edi Yusuf Shalat malam pada Muhasabah Akhir Tahun Republika di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Kamis (31/12) malam. (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua IKADI Depok Ustaz Ibnu Jarir Dainuri bertugas sebagai Imama Qiyamul Lail untuk para jamaah i’tikaf  di Masjid At Tin, Ahad (26/6) lalu. Berbeda dari Imam Qiyamul Lail lainnya, Ustaz Ibnu memberikan muhasabah di usai shalat malam tersebut.

Sebelum memberikan pengarahan untuk muhasabah Ustaz Ibnu biasanya mempersiapkan diri untuk semakin memperbaiki diri dan menata hari. “Karena kita menyampaika sesitau itu bisa terhubung, karena berbibacara bukan sekadar lisan tetapi kekuataan maknawiyah dari hati ke hati sehingga memberikan berkah kepada jamaah,” jelas dia kepada Republika.co.id, Selasa (28/6).

Dalam memberikan muhasabah, seorang dai harus melihat momen, jamaah dan mengingatkan bahwa muhasabah itu merupakan sebuah kewajiban seorang Muslim terhadap dirinya untuk dilakukan kapan saja, tidak hanya saat Ramadhan. Dalam lima tangga menuju taqwa, muhasabah merupakan salah satu tangga tersebut, muhasabah merupakan pengingat peran Muslimin di dunia. 

Seorang Muslim seperti yang disebut dalam Q.S Al Inyiqaq ayat 6 dan 7 tujuan akhir adalah menuju Allah SWT. Sebelum nantinya diaudit oleh Allah, maka seharusnya sebagai hamba Allah lebih dulu mengingat untuk mengaudit diri sendiri terutama kelemahan dan kekurangan. 

Saat memberikan pengarahan, Ustaz Ibnu mengkondisikan agar jamaah teta khusyuk usai shalat Qiyamul Lail. Dia mengingatkan untuk memperbanyak istighfar sambil mengingat perjalanan hidup sejak kecil hingga saat ini. 

“Setiap Muslim harus mengingat kekurangan diri sebagai manusia, apalagi saat melakukan I’tikaf di masjid adalah dengan niat untuk mencari kebaikan dan peningkatan kualitas diri,” jelas dia. 

Selama 10 hari terakhir, Ustaz Ibnu mengingatkan dalam muhasabahnya untuk memberikan cara meraih ampunan Allah SWT dari sekian banyak dosa-dosa yang telah dilakukan. 

Pengasuh Yayasan Darul Izzah Depok ini mengatakan akhir Ramadhan merupakan momen yang indah untuk meriah ampunan Allah sebanyak-banyaknya. Sangat merugi ketika seorang muslim berjumpa dengan Ramadhan tetapi tidak mendapat ampunan Nya. 

Allah SWT memberikan banyak jalan kepada umat Muslim saat Ramadhan untuk mendapat banyak kebaikan dan ampunan melalui puasa, malam lailatul qadr, membuka pintu surga, membelenggu syetan, dan melipat gandakan pahala dan kebaikan dalam setiap ibadah. Sungguh seorang muslim harusnya bersedih karena melewatkan Ramadhan tanpa ibadah yang maksimal. 

Amal perbuatan itu akan menjadi ukuran adalah akhirnya, maka ketika ada kekurangan di awal Ramadhan maka di akhir, seorang muslim harus bisa memperbaiki kekurangan tersebut dengan terus bermuhasabah. 

Keberhasilan dalam bermuhasabah pun menjadi relatif dirasakan setiap Muslim. Tidak harus menangis di akhir muhasabah untuk melihat dai berhasil mengingatkan mereka. 

Menangis hanya sebuah tanda harus dan bahagia ketika menyadari kesalaan sebelum terlambat. Perubahan ke arah lebih baik adalah keberhasilan dari muhasabah itu sendiri. 

 

 

Terpopuler