REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK -- Aparat Kepolisian Resor Gresik menyiapkan perubahan arah pada jalur mudik pantai utara (pantura), yakni di kawasan Duduksampeyan, saat jalur tersebut mengalami kemacetan parah.
Kasatlantas Polres Gresik AKP Anggi Saputra mengatakan apabila kawasan tersebut mengalami kemacetan akan disiapkan dua solusi, salah satunya memberlakukan sistem satu arah dan buka tutup.
"Ada dua solusi yang kami siapkan untuk mengurai kemacetan di kawasan Duduksampeyan, yakni memberlakukan sistem 'contraflow' serta menutup apabila ada kemacetan di kawasan perempatan," kata Anggi di Gresik, Jawa Timur, Selasa (28/6).
Anggi mengatakan, sistem contraflow adalah sistem pengaturan lalu lintas yang mengubah arah normal arus kendaraan, dan sistem itu akan diberlakukan dari arah Gresik maupun dari arah Lamongan, tujuannya untuk mengurai penumpukan kendaraan saat lebaran.
Anggi mengatakan, solusi itu akan diberlakukan apabila terjadi penumpukan kendaraan. "Jalur mudik Gresik dan Lamongan yang menjadi kawasan rawan macet dan kecelakaan lalu lintas adalah Duduksampeyan, dan kami sudah menyiapkan beberapa alternatif," ucapnya.
Kapolsek Duduksampeyan AKP Darsuki mengatakan padatnya jalur Raya Duduksampeyan dikarenakan adanya proyek pelebaran jalan yang berlangsung sejak 10 tahun lalu dan belum tuntas hingga kini, yakni sepanjang 1 kilometer akibatnya terjadi penyempitan jalur.
Selain itu, perempatan Jalan Raya Duduksampeyan juga berdekatan dengan jalur rel kereta Surabaya-Jakarta sehingga saat palang pintu kereta ditutup akan terjadi penumpukan kendaraan.
"Kepadatan di kawasan itu juga diperparah dengan adanya crossing pejalan kaki, sepada motor maupun mobil dari utara ke selatan, sehingga bila terjadi kemacetan imbasnya akan memanjang hingga 2 kilometer," katanya.
Selain itu, Darsuki mengaku beberapa jalur juga menjadi perhatian di kawasan pantura, seperti kawasan Jalan Raya Manyar karena badan jalan mengalami kerusakan, dan Kecamatan Menganti di pertigaan Desa Boboh.
Termasuk kawasan pertigaan Legundi, Kecamatan Driyorejo karena kawasan itu dilalui oleh kendaraan dari Surabaya, Mojokerto maupun sebaliknya yang cukup padat.