REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Beberapa umat Islam Malaysia selama Ramadhan menyeberangi perbatasan Thailand untuk melewatkan puasa. Mereka pergi untuk menghindari deteksi pemerintah.

Menurut surat kabar lokal berbahasa Malaysia, Sinar Harian, mobil dan sepeda motor dengan nomor kendaraan Malaysia terlihat berbondong-bondong ke restoran di Sungai Kolok (juga dikenal dengan Sungai Golok) selama Ramadhan. Kota tersebut berada di perbatasan Malaysia-Thailand.

Puasa Ramadhan jatuh pada 6 Juni di Malaysia namun baru hari berikutnya puasa dimulai di Thailand. Banyak orang Malaysia yang tinggal di dekat perbatasan mengambil keuntungan dengan pergi ke kota perbatasan. Mereka menikmati satu hari lagi untuk makan di siang hari.

Seperti diberitakan Asian Correspondent Selasa (28/6), di Malaysia, makan, minum atau merokok di depan umum pada siang hari selama Ramadhan adalah pelanggaran di bawah hukum Syariah Islam. Meski pihak berwenang cukup longgar tentang penegakan hukum.

Namun, beberapa anggota masyarakat Malaysia bisa sangat menghakimi mereka yang makan atau minum di depan umum, baik itu non-Muslim atau yang tidak mampu berpuasa.

Seorang warga lokal dari kota terdekat, Rantau Panjang menyebut namanya Noh mengatakan, mereka melewatkan puasa dan sering makan di restoran kota Sungai Kolok. Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan aparat keamanan juga ada di antara mereka.

Noh mengatakan, restoran menutup sebagian jendelanya untuk memberikan privasi kepada mereka yang tidak puasa. "Meskipun area makan ditutup, pemilik restoran bebas menjual makanan di depan toko mereka di mana pelanggan dapat memilih untuk membawa makanan pergi atau makan di dalam toko," katanya.

Ia menambahkan, orang Malaysia kemungkinan besar tidak malu dengan tindakan mereka. Sebab, mereka yakin tidak akan bertemu siapa pun yang mereka kenal di seberang perbatasan.